Solusi Pangkas Disparitas Harga, Pelabuhan Kenyamukan Digenjot Selesai 2 Tahun 

Solusi Pangkas Disparitas Harga, Pelabuhan Kenyamukan Digenjot Selesai 2 Tahun 

Kutim, nomorsatukaltim.com - Pelabuhan Kenyamukan mendapat perhatian serius Pemkab Kutai Timur (Kutim). Pembangunannya bakal terus digenjot untuk dapat beroperasi dua tahun lagi. Karena pelabuhan tersebut dianggap vital dan diyakini dapat memotong disparitas harga yang terjadi. Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang mengatakan, saat ini pemkab akan terus berupaya agar pelabuhan dapat segera beroperasi. Sebab akan banyak manfaat yang muncul dengan terbangunnya infrastruktur tersebut. “Kami ingin sesegera mungkin pelabuhan beroperasi. Apalagi sudah ada beberapa gambaran didapat jika pelabuhan sudah jadi. Salah satunya mengurangi disparitas harga di Kutim,” ucap Kasmidi, yang juga ketua Tim Percepatan Pembangunan Pelabuhan dan Bandara. Sebab pelabuhan tersebut nantinya tidak hanya dipakai sebagai angkutan penumpang saja. Distribusi barang juga bisa melalui pelabuhan tersebut dengan mengaktifkan jasa kontainer. Hal ini tentu akan memangkas besar biaya distribusi komoditas. “Hal ini sudah lama digadang-gadang oleh masyarakat. Karena rantai pasokan barang bisa lebih pendek, harga pun bisa ditekan,” tuturnya. Selain itu, warga Kutim juga akan lebih mudah untuk bepergian melalui jalur laut. Karena tidak lagi harus melalui Kota Samarinda dan Balikpapan. Tentu saja hal ini akan memotong biaya yang dibutuhkan. Karena cukup melalui Kutim saja. “Jadi mudah dan efisien. Entah itu pulang kampung atau bepergian. Makanya ini kami terus genjot pembangunannya,” bebernya. Untuk itu, kini Pemkab Kutim sedang giat-giatnya membangun komunikasi. Semua lembaga dan instansi yang dapat membantu percepatan pembangunan coba dijajaki. Seperti Kementerian Perhubungan, Pemprov Kaltim hingga perusahaan yang bisa mengucurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) mereka. “Dengan membangun komunikasi pada semua lini pasti progresnya akan lebih cepat,” katanya. Apalagi, pelabuhan ini sebenarnya sudah ditargetkan rampung pada 2017 silam. Namun karena ada beberapa salah perhitungan dan komunikasi, pekerjaan terhambat. Namun kini semuanya sudah siap dan dipastikan jadi prioritas pembangunan. “Apalagi Kutim masuk wilayah tol laut saat itu oleh Pemerintah Pusat. Sehingga perlu ada percepatan pembangunan,” tandasnya. Kondisinya kini, pelabuhan butuh perbaikan causeway, jalan penghubung ke dermaga. Juga membangun terminal penumpang dan terminal kargo yang representatif. Pelindo Tawarkan Pengelolaan Sebelumnya, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mengutarakan minat mengelola Pelabuhan Kenyamukan. Rencana itu disambut hangat Pemkab Kutim. Manajemen PT Pelindo bahkan mempresentasikan rencana pengelolaan langsung di hadapan bupati dan wakil bupati, Senin (8/11/2021) lalu. Dalam presentasinya, mereka memaparkan pengalaman mengelola pelabuhan di Kaltim. Mulai dari Balikpapan, Samarinda, Bontang hingga Berau. Pemaparan mengenai kondisi laut dan pengaruhnya terhadap kondisi dermaga juga tuntas dijelaskan. Namun GM PT Pelindo, Jusuf Junius memberikan pandangan, jika pelabuhan di Berau dijadikan pembanding utama. Karena pelabuhan di Bumi Batiwakkal itu membuka jalur kontainer secara bertahap. “Waktu itu pelabuhan beroperasi 2008, baru pada 2009 kontainer dibuka. Dengan kontainer awal hanya ada 5 buah saja,” ucap Jusuf mengutip Disway Kaltim. Hal itu membuktikan jika rumitnya mengajak vendor kontainer untuk masuk ke pelabuhan di daerah. Karena yang dilihat adalah potensi yang dapat dikembangkan oleh para vendor kontainer tersebut. Jadi perlahan waktu itu, dari 5 jadi 9 bertambah terus hingga kini ada 20 lebih vendor,” ungkapnya. Bahkan kini, di Pelabuhan Berau dalam sebulan ada sekitar 20 ribu kontainer yang keluar masuk pelabuhan. PT Pelindo optimistis dengan melihat perekonomian dan kondusivitas daerah, Kutim dapat menyerupai Berau. “Jika kami dipercaya mengelola, dan melihat kondisi perkembangan daerah, kami optimistis hal tersebut bisa dicapai,” tuturnya. Selain itu, PT Pelindo melihat sisi industrialisasi di Kutim yang dapat memacu pertumbuhan. Efek domino dari industri yang ada tentu akan meningkatkan permintaan barang. Dengan begitu, vendor kontainer akan berlomba masuk dan keberadaan pelabuhan menjadi penting. “Belum lagi Pelabuhan Bontang masih terbatas. Bukan tak mungkin permintaan barang di Bontang masuk melalui Kutim juga,” urainya. Karena jika melihat kondisi Pelabuhan Kenyamukan yang luas, 1.000 kontainer masuk per hari masih disanggupi. Kapal dengan muatan kontainer yang besar pun tidak masalah bersandar di pelabuhan tersebut. “Jadi bukan tak mungkin kapal dari Surabaya, Jakarta langsung masuk ke Kutim,” imbuhnya. Sementara untuk penumpang, juga bakal dikembangkan. Bahkan tidak jadi soal harus berdampingan dengan kapal pengangkut barang. Hasil presentasi itu tampaknya membuat Pemkab Kutim terpacu. Penyelesaian fisik pelabuhan dipastikan akan dikebut, agar dapat segera beroperasi. Tahun depan, jadi target merampungkan proyek tersebut. “Maka 2023 tinggal menambah infrastruktur lain untuk menunjang beroperasi kontainer di pelabuhan,” ucap Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman. Ia berharap dari presentasi tersebut ada kesepahaman mengenai pengoperasian pelabuhan. Serta dengan pengalaman PT Pelindo, juga dapat membantu ketika pelabuhan siap beroperasi. “Mereka expert dalam mengelola pelabuhan. Maka kami ingin Pelindo dapat membantu dalam pengoperasian pelabuhan,” tandasnya. BCT/ZUL/ENY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: