Infrastruktur di Sangatta Utara Jadi Perhatian Pemkab

Infrastruktur di Sangatta Utara Jadi Perhatian Pemkab

Pembangunan infrastruktur di wilayah pedesaan tak sama dengan daerah pusat pemerintahan. Prioritas pekerjaan pun sedikit berbeda dengan kawasan pelosok kecamatan. nomorsatukaltim.com - Memiliki wilayah yang cukup luas, pembangunan infrastruktur di Kutai Timur (Kutim) memiliki pendekatan yang berbeda. Jika di pedesaan fokus pembangunan mengarah peningkatan akses jalan. Kemudahan masyarakat untuk mencapai fasilitas publik jadi yang utama. Sementara di kawasan perkotaan adalah perbaikan terhadap jalan permukiman dan drainase. Khususnya di Sangatta Utara, kini sudah cukup banyak titik genangan air usai hujan mengguyur. Tingginya pertumbuhan penduduk juga membuat banyak pembukaan permukiman baru. Maka harus pula diimbangi dengan peningkatan jalan permukiman. Baca juga: KEK MBTK Kritis, Infrastruktur Minim Bikin Investor Kabur Pemkab Kutim juga menyadari belum optimalnya pembangunan infrastruktur permukiman. Maka sejak 2020 lalu, pemkab telah menyiapkan pos anggaran untuk hal ini. Master plan drainase juga sedang disiapkan untuk memastikan jalur buangan air lancar. “Kami siapkan hal ini melalui berbagai sumber pendanaan. Dipastikan hal ini jadi prioritas kami,” ucap Ardiansyah Sulaiman dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Menurutnya, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kutim sudah menyiapkan segala kebutuhan. Mulai dari kajian pembangunan, rencana teknis hingga penganggarannya. Sehingga ia pun yakin sasaran dari pembangunan dapat tercapai. “Tahun depan bakal ada pekerjaan terkait kondisi ini,” imbuhnya. Menurutnya, konektivitas antar drainase ke polder Sangatta sejauh ini belum maksimal. Jalan Dayung contohnya, masih banyak drainase yang kurang memadai. Justru membuat jalan tersebut kerap tergenang banjir ketika turun hujan. “Mungkin nanti perlu normalisasi atau sodetan menuju polder, yang jelas bakal dikerjakan tahun depan,” tuturnya. Untuk jalan permukiman juga masih ada yang perlu ditingkatkan. Masih cukup banyak jalan masih berupa timbunan tanah. Sehingga pada waktu hujan, berlumpur dan membuat jalan menjadi licin. Sementara ketika cuaca panas membuat jalan jadi berdebu. Seperti di Jalan AMD, Sawito Pinrang, dan permukiman baru di Jalan Pendidikan. Orang nomor satu di Kutim ini berharap pekerjaan tersebut dapat diakomodasi dan kebutuhan anggaran mencukupi. Meskipun semua itu juga perlu melihat kembali kemampuan keuangan daerah. Agar langkah penanganan yang diambil dapat berjalan lancar. “Kami prioritaskan ini dan untuk tahun depan sudah diusulkan, siap dikerjakan,” tandasnya. (bct/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: