Pantai Sekerat Jadi Objek Wisata Andalan Bengalon

Pantai Sekerat Jadi Objek Wisata Andalan Bengalon

KUTIM, nomorsatukaltim.com – Pantai Sekerat di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur (Kutim) jadi primadona objek wisata. Namun selama pandemi, objek wisata itu sempat sepi karena pembatasan aktivitas masyarakat. Kini pantai dengan pasir putih itu kembali menggeliat dikunjungi wisatawan. Beberapa event digelar untuk memancing wisatawan hadir. Jadi upaya untuk menggairahkan objek wisata tersebut. Warga pun mulai mengetahui pantai tersebut kini telah dibuka kembali. Beberapa warga mengaku gembira dengan dibukanya kembali pantai tersebut. Pantai dengan pemandangan yang masih asri ini jadi simbol pariwisata Desa Sekerat. Selain itu juga jadi tumpuan ekonomi bagi sebagian warga. Baca juga: Balap Kapal Ramaikan Pantai Sekerat Kutai Timur “Alhamdulillah dibuka kembali. Karena kini berjualan juga ikut ramai,” Mansyur, pedagang es kelapa di sekitar pantai, dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Saat pembatasan kala pandemi, ia sangat kesulitan menghabiskan dagangan. Namun kini perlahan kondisinya semakin ramai. “Pandemi nyaris tidak pernah jualan. Paling coba buka di akhir pekan saja,” ungkapnya. Pantai Sekerat Jadi Objek Wisata Andalan Bengalon Sementara itu, Plt Kepala Desa Sekerat, Johansyah menyebut dengan melandainya kasus COVID-19 di Kutim membawa berkah. Kini situasi objek wisata itu kembali ramai. Ia memperkirakan, selama pandemi orang yang datang ke pantai hanya berkisar puluhan saja. “Tapi kini jumlahnya bisa mencapai 3 sampai 4 ribu orang,” ucap Johansyah. Hal itu terlihat dari jumlah kendaraan yang datang ke pantai tersebut. Namun kondisi saat ini masih belum seberapa. Sebab sebelum pandemi melanda, pantai ini selalu ramai ketika akhir pekan. “Mulai dari yang sekedar bersantai, hingga ada kelompok pemuda yang berkemah,” bebernya. Selain itu, ke depan melalui pemanfaatan anggaran dana desa, Pantai Sekerat akan segera menambah fasilitas agar pengunjung semakin tertarik mendatangi lokasi wisata ini. "Ada dana Rp100 juta rupiah untuk membangun gazebo, tempat duduk, lampu penerangan dan kios kuliner," ungkapnya. Sayangnya, masih ada kekurangan yang harus diperhatikan pemerintah dan pihak desa setempat. Akses jalan ke lokasi ini cukup sulit. Wisatawan harus terlebih dulu melewati jalan berkontur tanah berbatu. “Belum lagi jalannya tanah. Kalau hujan jadi becek makin susah lewat,” kata Ibrahim, warga lainnya. (bct/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: