Uni Eropa Buka Peluang Ekspor Kaltim
SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Uni Eropa membuka peluang ekspor para pelaku usaha di Kalimantan Timur. Upaya merayu pengusaha berdagang ke Benua Biru dilakukan delegasi khusus. Badan Pusat Statistik mencatat, tak satupun negara Uni Eropa masuk 10 tujuan ekspor. Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia menjajaki potensi investasi, kerja sama perdagangan antar negara, serta menggaungkan konsep pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Timur. Penjajakan tersebut ditandai dengan pertemuan antara Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam dengan Pemprov Kaltim di Kantor Gubernur, Selasa (26/10). Kunjungan yang merupakan bagian dari rangkaian tur perwakilan organisasi negara-negara Benua Biru ke berbagai daerah di Indonesia, secara spesifik membahas penguatan pemahaman terhadap rencana Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif antara kedua belah pihak. Atau konsep kerja sama yang disebut Indonesia-European, Union Comprehensive Partnership Agreement (IEU-CEPA). Yang telah dirundingkan sejak beberapa tahun terakhir. Kedatangan perwakilan negara-negara Eropa itu, juga disebut membahas peluang perdagangan dan investasi dengan para pemangku kepentingan di Kaltim. "Kunjungan ini memiliki arti penting dalam konteks hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan European Union (EU). Kita juga membahas CEPA," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Piket dalam sesi wawancara. Secara rinci ia menekankan, bahwa kedatangannya ke Kaltim untuk memberikan informasi terkait regulasi yang dimiliki negara-negara anggota EU terkait bagaimana cara-cara perusahaan asal Kaltim yang ingin berdagang dan berinvestasi di Eropa. Khususunya terkait standar-standar penggunaan bahan. Dan standar pemrosesan produk. Vincent Piket mengatakan, bahwa sebagai organisasi internasional Uni Eropa sangat mendukung Indonesia dalam proyek Sustainable Development atau pembangunan berkelanjutan. Untuk mencapai posisi sebagai negara dengan pendapatan per kapita yang sangat tinggi pada tahun 2045. Secara khusus dikatakan, kedatangan rombongan kedutaan Uni Eropa juga bermaksud ingin menemukenali perusahaan-perusahaan yang ada di Kaltim. Agar bisa berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Uni Eropa terkait perdagangan bebas atau CEPA. Kedutaan melihat, Pemprov Kaltim telah berupaya melaksanakan berbagai program untuk mempercepat pemulihan ekonomi serta mendorong investasi di sektor energi terbarukan, infrastruktur berkelanjutan, transportasi dan kota pintar (smart city) serta sektor kelistrikan, yang menjadi konsen Uni Eropa selama beberapa tahun belakangan. Oleh sebab itu, Uni Eropa dikatakan mendukung penuh upaya tersebut. Terutama dalam hal peningkatkan perdagangan dan investasi. Mengingat juga besarnya ruang bagi penanaman modal asing di Kaltim yang secara statistik menduduki peringkat ke-16 secara nasional. "EU-Indonesia CEPA akan membantu meningkatkan perdagangan dan investasi lebih banyak lagi serta berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan pemulihan ekonomi di Indonesia," ucap Vincent Piket dalam kesempatannya. Ia juga menuturkan, bahwa Uni Eropa telah bermitra dengan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi selama lebih 30 tahun. Pada tahun 2019, Uni Eropa meluncurkan program lima tahun ARISE+ Indonesia Trade Support Facility senilai €15 juta. Program ini memberikan dukungan teknis kepada pemerintah Indonesia dan perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan kapasitas ekspor dan untuk memenuhi aturan dan standar perdagangan internasional. Vincent Piket mengatakan, Kaltim merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia dengan peluang investasi di berbagai sektor. Dari sektor minyak dan gas, industry pengolahan, konstruksi, serta pertanian dan perikanan. Kondisi ini, menurut dia, sangat menarik bagi investasi asing yang lebih besar di masa depan. Apalagi berkaitan dengan rencana pemindahan ibu kota negara. “Uni Eropa mendukung upaya Pemprov Kaltim untuk meningkatkan perdagangan dan investasi. Saat ini investasi asing masih relative kecil, sehingga menawarkan banyak ruang untuk tumbuh,” kata Vincent Piket dilansir Disway Kaltim. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur, tak satupun negara Eropa yang masuk dalam daftar tujuan ekspor Kaltim. Negara tujuan paling utama masih diduduki Tiongkok yang mencapai 37,29 persen dari total ekspor. Selanjutnya ada India (14,66%), Malaysia (7,63%), Filipina (7,13%), Vietnam (4,5%). Negara lain di bawah 5 persen yang masuk 10 tujuan ekspor ialah Korsel, Jepang, Taiwan, Thailand dan Hong Kong.
Tawarkan KIK
Kedatangan Delegasi Uni Eropa tak ingin disia-siakan Pemprov Kaltim. Gubernur Isran Noor menandai perjumpaan tersebut sebagai bentuk penguatan hubungan Indonesia dan Uni Eropa yang sejak dulu sudah terjalin erat dan saling membangun. Isran menyatakan, bahwa peluang investasi di Kaltim terbuka lebar bagi Uni Eropa. Ia menjelaskan beberapa proyek potensial yang dapat didanai investor asing antara lain; Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kutai Timur. Kemudian Kawasan Industri Kariangau (KIK), di Balikpapan. Pengelolaan Sampah Kota Balikpapan, serta Proyek Jembatan Tol Balikpapan–Penajam Paser Utara. Di samping proyek-proyek infrastruktur tersebut, Kaltim juga disebut memiliki potensi unggulan di sektor pertambangan dan penggalian, minyak dan gas, industri pengolahan, konstruksi, serta pertanian dan perikanan. “Dan selain berinvestasi, kami juga ingin memperluas peluang untuk melakukan ekspor ke Eropa. Karena itu kami berharap para pelaku usaha dapat membuka wawasan bagaimana meningkatkan potensi ekspor perdagangan,” ujar Isran Noor dalam sambutannya. "Saya juga berharap kepada semua OPD ini segera ditindaklanjuti. Jangan rewa-rewa. Banyak kesah maha. Yang paling penting menurut saya bagaimana kita membangun hubungan persaudaraan antara EU dan Indonesia dulu.” “Kemudian selebihnya diserahkan kepada para pengusaha di bawah naungan Kadin, untuk menindaklanjuti. Pemerintah siap memfasilitasi dan membuat regulasinya ketika kegiatan kesepakatan ini bisa dilaksanakan," tambahnya.Dukungan Pemindahan IKN
Selain menyodorkan pelbagai potensi kerja sama ekonomi dan investasi proyek pembangunan infrastruktur, Isran Noor pada kesempatan tersebut tak luput mencari dukungan untuk pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. "Kita jelaskan potensi ekonomi kita yang kiranya bisa dikerjasamakan. Secara khusus kita juga ingin mendapatkan dukungan dari negara-negara Eropa ini terhadap pemindahan IKN. Itu penting. Sebab kalau tidak ada signal dukungan, bisa saja kurang bagus pendengarannya," kata gubernur Kaltim. Menurutnya, konsep ekonomi hijau, teknologi dan ilmu pengetahuan yang berorientasi pada prinsip ramah lingkungan yang digaungkan Uni Eropa sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan IKN baru di Kaltim. Oleh karenanya, tidak menutup kemungkinan negara-negara barat tersebut bisa memberi dukungan penuh dalam proses pemindahan ibu kita Indonesia. "Sebenarnya sudah sempat ada komentar dari Inggris terkait pemindahan IKN. mereka mendukung penuh katanya," pungkas Isran Noor. *DASCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: