Kutim Genjot Pembangunan Irigasi

Kutim Genjot Pembangunan Irigasi

KUTIM, nomorsatukaltim.com - Pemkab Kutai Timur (Kutim) bakal menggenjot pembangunan irigasi tahun depan. Hal ini guna menguatkan kembali sektor pertanian yang beberapa tahun belakangan mengalami penurunan produksi. Diketahui untuk tanaman pangan di Kutim, hanya padi sawah yang mengalami peningkatan. Pada tahun 2019 angka produksinya mencapai 16.398 ton bertambah jadi 16.636 ton di tahun 2020 lalu. Atau ada peningkatan sebanyak 238 ton. Angka tersebut tergolong bagus dengan luasan sawah hanya mencapai 2.700 hektare saja. Sementara untuk padi ladang, capaiannya justru menurun. Pada tahun 2019 produksinya tembus 13.272 ton, maka pada tahun 2020 menurun drastis jadi 8.750 ton. Atau berkurang 4.522 ton. Baca juga: 3 Terdakwa Korupsi Proyek Irigasi Desa Sepatin Divonis Lebih Ringan Produksi jagung juga menurun walaupun tidak banyak. Dari 8.598 ton di 2019 menjadi 7.456 ton di 2020 lalu. Begitu pula dengan ubi kayu yang juga menurun produksinya. Dari 10.913 ton pada 2019 turun tipis menjadi 10.482 ton pada tahun 2020 lalu. Banyak faktor sebenarnya yang memengaruhi terjadinya penurunan tanaman pangan ini. Mulai dari banyaknya petani yang beralih menanam sawit, kesiapan lahan siap tanam yang berkurang. Hingga para pemuda yang lebih senang bekerja di perusahaan. Padahal di Kutim sangat besar potensi untuk mengembangkan sektor pertanian tersebut. Mulai dari ketersedian lahan untuk cetak sawah yang luas beserta sumber airnya. Termasuk pula dengan luasan lahan basah yang cukup banyak. Oleh Karena itu Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman memastikan bakal serius membangun sektor pertanian. Sebab dalam 3 tahun terakhir ini rasio pembangunan turap dan irigasi di Kutim mengalami penurunan. Hal ini juga dinilai mendorong terjadinya penurunan produksi pertanian. "Kami akan coba tingkatkan pembangunan irigasi nantinya," ucap Ardiansyah kepada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN). Bahkan pembangunan jaringan irigasi ini akan jadi perhatian serius Pemkab Kutim pada tahun-tahun mendatang. Begitu juga dengan embung, waduk dan sumber-sumber air untuk pertanian lainnya bakal diakomodir. "Mungkin akan dikerjakan bertahap dan melihat kebutuhan dari lahan pertanian yang ada. Karena cukup banyak kecamatan yang memiliki wilayah pertanian," tuturnya. Sebab dirinya menginginkan sektor pertanian bisa berkontribusi pada pembangunan daerah. Selain itu juga dapat menjaga ketahanan pangan di Kutim sendiri. "Paling tidak hasil pertanian Kutim dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat terlebih dulu. Jika target itu terpenuhi baru bicara pengembangan lainnya," tandasnya. (bct/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: