Jokowi: Kalau Sudah Divaksin, Segerakan PTM

Jokowi: Kalau Sudah Divaksin, Segerakan PTM

Presiden Joko Widodo melarang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di daerah yang masih berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Penegasan itu disampaikan lagi saat menyaksikan vaksinasi kepada pelajar di Indonesia, termasuk pelajar di SMK Negeri 2 Balikpapan, kemarin.

Nomorsatukaltim.com - Selain melarang PTM di daerah dengan PPKM Level 4, seperti Kota Balikpapan, Presiden Jokowi justru mendorong seluruh peserta didik mulai kembali belajar di sekolah. Syaratnya, selain daerah itu berada di Level 1-3, juga sudah melakukan vaksinasi bagi guru dan pelajar. "Kalau sudah divaksin, segerakan PTM. Asal sudah PPKM Level 3 atau 2. Kalau masih level 4 memang belum bisa," ujar Presiden. Jokowi berharap distribusi vaksin untuk pelajar di tiap-tiap daerah bisa lancar seperti air yang mengalir. Dengan cara mengoptimalkan koordinasi dari Kementerian Kesehatan, kemudian pemerintah provinsi sampai ke daerah.   Di Balikpapan, vaksinasi di SMK Negeri 2 dihadiri Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Kaltim Brigjen TNI Doni Koswara. Doni menyebut pihaknya menjadi salah satu pelopor vaksinasi bagi pelajar yang dilaksanakan sejak pertengahan tahun ini. Sementara pada pelaksanaan vaksin massal kemarin, pihaknya menyalurkan 5.500 dosis vaksin yang dibagikan secara merata di empat lokasi berbeda. "Jadi ada di SMK Negeri 2, SMAN 2 Balikpapan, program vaksin door to door dan yang keempat dilaksanakan di salah satu SMK yang ada di Bontang," terangnya. Total keseluruhan vaksinasi yang sudah disalurkan Binda Kaltim, sudah mencapai 16.500 dosis. Berdasarkan hasil evaluasinya, kerja sama instansi sangat diperlukan dan perlu saling mendukung. "Selama ini, kalau kita perlu tenaga kesehatan, TNI Polri bisa mendukung tenaga kesehatan yang ada diinstitusi mereka, termasuk Diskes juga sangat mendukung," katanya. Dengan proses vaksinasi yang gencar, nyatanya Kaltim, khususnya Balikpapan masih berada di situasi menerapkan PPKM Level 4. Menyangkut hal ini, Doni mengakui bahwa beberapa daerah di Kaltim masih menjadi wilayah episentrum. Sehingga proses vaksinasi y terus digalakkan, diharapkan mampu menekan kasus terkonfirmasi positif COVID-19. "Makanya saya (sebenarnya) tidak bangga hadir di sini. Karena kita ini masih termasuk episentrum. Memang kecil kasus yang ada di Kaltim tetapi prosentasinya besar bila dibandingkan dengan daerah lain yang lebih padat," imbuhnya.

Target Selesai Oktober

Kepala Diskes Balikpapan Andi Sri Juliarty, dalam kesempatan itu menyampaikan vaksinasi di Balikpapan berjalan cukup baik. Bahkan pihaknya menargetkan selesai sasaran vaksinasi bagi para peserta didik di bulan Oktober 2021. "Kita kan intinya berusaha secepat-cepatnya, kalau bisa target sasaran selesai Oktober. SMP dan SMA," ujar Andi Juliarty dilansir Disway Kaltim. Untuk saat ini, cakupan vaksinasi pelajar berada di angka 19,3 persen dari jumlah sasarannya 68.176. Artinya sebanyak 13.081 orang pelajar di Balikpapan telah mendapat vaksinasi. Selama ini, sasaran vaksinasi pelajar dilaksanakan seluruh Puskesmas. Ada 27 puskesmas di Balikpapan, yang mengerahkan timnya bergerak ke semua sekolah-sekolah di wilayah kerjanya masing-masing. "Kemudian kita banyak mendapat bantuan dari BIN dan TNI, Polri. Jadi memang semua bergerak dengan sasaran anak sekolah," terangnya. Selain itu, sampai saat ini juga masih ada beberapa sekolah yang pencapaian vaksinasinya rendah. Hal ini disinyalir lantaran terkait izin dari orang tua atau wali murid. "Jadi laporan dari Puskesmas, bahwa Puskesmas sudah siap, namun anak sekolah yang belum siap," katanya. Adapun sekolah yang capaian vaksinasinya dianggap masih kecil, yakni dari sekolah keagamaan. Masih banyak orang tua yang belum mendapat edukasi yang benar terkait perlunya vaksinasi bagi kesehatan masyarakat di tengah masa pandemi. "Ya nantinya dilakukan zoom oleh Puskesmas kepada orang tua. Kalau guru-guru sih semua sudah mendukung, sekolah susah mendukung tidak ada masalah sekolah dan guru, tinggal ijin dari orang tua," ungkapnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, kata dia, Dinkes akan terus melakukan edukasi memberi pemahaman kepada orang tua dan masyarakat, bahwa vaksinasi sangat diperlukan untuk melindungi anak terutama saat melaksanakan PTM nanti. "Sebagaimana tadi disebutkan Bapak Presiden bahwa anak-anak yang sudah di vaksin siap untuk melaksanakan PTM, selagi kawasan tersebut sudah tidak level 4," imbuhnya.

Kubar Mulai PTM

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Berau akhirnya menggelar kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) mulai hari ini. Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar (PPD) Disdikbud Kubar, Yakobus Yamon menyebut, 80 persen sekolah jenjang SD dan SMP akan melaksanakan sekolah tatap muka. “Saya bisa pastikan hampir semua sekolah dari 16 kecamatan seKubar,” sebut Yamon saat dikonfirmasi. Untuk memastikan pelaksaan PTM sesuai aturan, Disdikbud bakal memantau sekolah-sekolah di kecamatan ibu kota, Sendawar. “Besok kita akan pantau langsung kegiatan PTMnya di SD 01 Busur dan SMP Simpang Raya,” kata Yamon. Yamon memastikan, jika seluruh sekolah yang gelar PTM telah sesuai Prokes COVID-19 seperti menyediakan tempat cuci tangan,  hingga melakukan pengukuran suhu tubuh siswa sebelum memasuki ruang kelas. Begitu juga dengan jumlah murid dibatasi hanya maksimal 50 persen dari jumlah murid per kelas, dengan batas waktu pelajaran maksimum tiga jam. "Sesuai protap ya. Tapi, tetap kami arahkan kepada guru untuk menjaga siswa jangan sampai bergerombol," paparnya. Selain itu, PTM perdana ini juga akan lebih fokus membangun silaturahmi dan kedekatan antara murid dengan para dewan guru.

Kukar Batal

Berbeda dengan Kabupaten Kutai Barat, simulasi PTM yang sudah disiapkan Disdikbud Kutai Kartanegara (Kukar) batal. Kepastian ini menyusul kebijakan ini menyusul perintah Gubernur Isran Noor yang melarang daerah Level 4 membuka sekolah. Awalnya secara bertahap, PTM akan dilakukan secara bertahap. Dimulai dari kecamatan paling ujung, Kecamatan Tabang. Selain memang karena saat ini merupakan zona hijau. Juga terkendala jaringan internet di daerah tersebut. Banyak titik-titik blankspot yang ditemukan. Sehingga proses pembelajaran secara virtual kurang maksimal. "Kami awalnya sudah persiapkan dari hulu bertahap ke hilir, tapi lagi-lagi menunggu evaluasi akhir, berkaitan dengan status level," ujar Bupati Kukar, Edi Damansyah pada Disway Kaltim, Senin (13/9). Meskipun begitu, Pemkab Kukar meningkatkan vaksinasi bagi kelompok pelajar. Yakni rentang usia 12-17 tahun. Terlebih Gubernur Kaltim, Isran Noor, sempat mengatakan jika PTM bisa berjalan di Kaltim jika vaksinasi pelajar di angka 80 persen. Sinergi pun diakui Edi, dengan menyasar Pondok Pesantren (Ponpes) dan sekolah. Ini terus dilakukan, agar capaian vaksinasi cepat terlaksana. Bahkan persiapan evaluasi pun akan dilakukan demi mencari potensi mana yang akan disasar. "Saat ini persiapan komunitas sekolah, pihak sekolah juga saat ini terlibat," pungkas Edi.

Khawatir PTM

Dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Beraum Gubernur Isran Noor menyampaikan kekhawatirannya atas rencana pembukaans ekolah. “Kalau untuk melaksanakan tatap muka, di Provinsi Kaltim tengah melakukan evaluasi secara mendalam. Supaya jangan sampai nanti terjadi lagi outbreak,” kata, Isran Noor, Sabtu (11/9). Mengapa perlu pencermatan mendalam, dan evaluasi berulang. Karena, menurutnya saat ini sudah ada indikasi munculnya varian baru COVID-19 yang disebut varian COVID-19 baru yakni Mu. Varian ini dikhawatirkan juga dapat menyerang kepada anak-anak. “Jadi bukan hanya varian delta tapi varian Mu ini juga. Perlu diwaspadai,” kata Isran dilansir nomorsatukaltim.com. Seluruh daerah di Kaltim harus waspada terhadap berbagai jenis varian baru COVID-19. Ditambah, cakupan vaksinasi Kaltim masih cukup rendah. Guru-guru masih banyak yang belum tervaksin, termasuk di Berau meskipun persentasenya sedikit. Karena, menurut laporan bupati masih ada yang takut dan lain sebagainya. Kemudian, para mahasiswa dan pelajar SMA, SMP yang berumur 12-17 tahun juga masih cukup banyak yang belum divaksin. Itu diakui Isran, menjadi masalah yang saat ini terjadi. Sehingga kebijakan untuk menggelar pembelajaran tatap muka, kepala daerah bijak berdasarkan evaluasi mendalam. “Tapi kalau nantinya cakupan vaksinasi di Kaltim sudah terpenuhi sampai dengan 70-80 persen. Bisa sudah dilakukan pembelajaran tatap muka,” ucapnya. *RYN/LUK/MRF/YOS          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: