Hujan Kurang Sehari, Banjir di Sana-Sini

Hujan Kurang Sehari, Banjir di Sana-Sini

Sejumlah kota dan kabupaten kembali mengalami banjir setelah hujan deras mengguyur Kalimantan Timur pada Jumat (3/9). Situasi ini membuktikan upaya kepala daerah menuntaskan banjir belum membuahkan hasil. Untuk mencegah dampak yang lebih buruk,  pemerintah daerah harus menunjukkan keseriusan penanganan banjir.

Nomorsatukaltim.com - Pada Jumat (3/9), jalur utama Kariangau yang tak jauh dari lapangan Golf Kariangau kembali terputus akibat genangan air. Dampaknya, kendaraan dari dan menuju pelabuhan feri Kariangau tak bisa melintas. Sejak pukul 08.30 Wita, genangan air mulai naik ke jalan. Hingga akhirnya sekira pukul 12.00 Wita kendaraan roda dua tidak dapat melintasi jalur tersebut lantaran genangan air cukup tinggi. Babinsa Kariangau Sertu Barja yang berada di lokasi genangan membantu mengarahkan kendaraan yang akan melintas. "Tadinya masih bisa dilalui kendaraan roda dua, roda empat, sekarang tidak bisa karena berpotensi mogok di tengah genangan," ujarnya Lantaran tidak bisa dilalui, banyak kendaraan memilih berhenti dari kedua sisi, menunggu air surut. Namun sebagian ada yang memilih memutar melintasi Km 13 Balikpapan Utara. Dari pantauan media ini terlihat beberapa kendaraan motor yang mencoba menerobos genangan akhirnya mogok di tengah genangan. Para relawan yang ada di lokasi pun langsung membantu mendorong hingga ke pinggir. Satuan Brimob Polda Kaltim, Kompi 1 Batalyon C Pelopor menerjunkan perahu untuk membantu pengendara menyeberangi genangan. Selain menggenangi jalan, banjir di Kariangau juga merendam rumah warga. Sedikitnya ada 4 rumah warga di RT 13 Kariangau terendam banjir hingga harus membuat penghuninya mengungsi. Ketua RT 13 Kariangau, Bejo Pawiro Utomo saat dikonfirmasi mengatakan ada 18 jiwa dari 4 KK yang diungsikan sementara ke gudang miliknya. Dia mengatakan banjir yang hingga merendam rumah warga ini sudah terjadi dua kali dalam sepekan. “Dalam minggu ini sudah dua kali ini, tinggi airnya sampai dada orang dewasa,," tambahnya. Usai banjir sebelum pihak Dinas Pekerja Umum (PU) Provisni sudah melakukan peninjauan ke lokasi banjir, untuk mencari permasalahan banjir tersebut. Rencananya normalisasi aliran sungai hingga ke sungai Somber akan kembali dilakukan dalam waktu dekat agar permasalahan banjir di wilayah Kariangau segera teratasi. Sementara itu di lokasi lainnya yakni kawasan MT Haryono juga tergenang banjir cukup tinggi. "Di sini kami antisipasi jika ada warga yang butuh evakuasi. Karena air mulai tinggi," ujar Iwan salah seorang petugas BPBD Kota Balikpapan. Sementara di kawasan Jalan Beler, banjir mencapai ketinggian pinggang orang dewasa. Dan dari kejadian sebelumnya terdapat warga yang dievakuasi. "Yang kemarin itu ada yang dievakuasi, makanya kita siaga disini dulu sambil melihat situasi," tambah Iwan. Di Kabupaten Kutai Kartanegara, tiga kelurahan yang masuk Kecamatan Samboja, juga tak lepas dari banjir. Kelurahan Sungai Seluang, Kelurahan Margomulyo dan Kelurahan Wonotirto tergenang akibat hujan sejak Kamis (2/9) malam, hingga Jumat (3/9) pagi. Banjir di tiga kelurahan itu setinggi pinggang orang dewasa. Puncaknya sekitar pukul 06.00, air semakin naik. "Tapi belum terpantau betul-betul, tapi memang (paling) parah terdampak di tiga daerah itu. Paling dalam di Sungai Seluang, tinggi sepinggang," ujar Camat Samboja, Khalis Abniswarin saat dikonfirmasi Disway Kaltim, kemarin. Khalis tidak menampik jika kondisi kerusakan alam di Samboja turut jadi penyebab. Namun ia tidak ingin berspekulasi lebih jauh lagi. Ia menyebut hujan dalam beberapa hari terakhir, menjadi pemicu utama banjir ini. Ditambah, beberapa daerah di Kukar dan Kaltim yang beririsan dengan Kecamatan Samboja pun turut hujan. Dikarenakan memang saat ini sudah memasuki musim penghujan. Aparatur kecamatan sudah mengungsikan warga ke daerah yang lebih aman. Banjir di Kabupaten Kukar juga terpantau di Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang. Air mulai menggenangi pemukiman warga sejak hari Kamis (2/9).

Bupati Salahkan Warganya

Di Kutai Barat, banjir merendam ibukota kabupaten, Sendwar. Bahkan, meluas hingga Kecamatan Barong Tongkok. Akibatnya, jalan protokol kabupaten kebanjiran. Bupati Kubar FX Yapan prihatin dengan kejadian itu. “Nah ini saya sedih. Di gunung kok bisa banjir,” kata Yapan, kemarin. Politisi PDI Perjuangan ini menyebut kurangnya kesadaran masyarakat membersihkan lingkungan menjadi penyebabnya banjir. Kondisi itu diperparah dengan warga yang menutup coran semen di depan rumah masing-masing, sehingga jalur drainase makin sempit. Sudah begitu, sampah-sampah kerap menumpuk dalam saluran air namun tidak ada yang mau membersihkan. Selalu tunggu petugas sampah “Maksud saya gini loh, daerah yang maju itu peran aktif masyarakat harus itu. Ini kok parit baik-baik bikin jalan disemen ini ndak mau dibersihkan. Kalau mengharap pemerintah ndak mampu lah ini. Coba di depan rumahnya lihat rumput ndak ada kesadaran, ini yang mati kita,” ujar Yapan. Bahkan, untuk menperbaiki sanitasi tersebut, kata Yapan, butuh dana yang tidak sedikit. Sehingga ia mengajak masyarakat bergotong royong menjaga kebersihan di wilayah masing-masing. Minimal ikut mebersihkan rumput maupun sampah di depan rumah sendiri. Sebab jika semua menunggu pemerintah maka hanya akan memperburuk keadaan. “Maksudnya masyarakat itu bantulah pelihara di depan rumahnya. Nah kalau ini kita bisa sinergi terpadu ndak mungkin ini (banjir). Biar bagaimana bikin pembuangan kemana kalau ini masyarakat tidak mau kita ndak bisa. Pesan moral saya, masyarakat ikut andil. Masa di depan rumah dia saya yang bersihkan, mati kita,” ungkap bupati dua periode tersebut. Bupati menambahkan, yang menjadi prioritas pemerintah untuk perbaikan drainase di ibu kota adalah pembangunan parit di kelurahan Simpang Raya, tepatnya di jalan M Yamin arah SMP Negeri 2 menuju Simpang Busur. Untuk itu ia meminta masyarakat yang tinggal di pinggir jalan mendukung upaya pemerintah mengurai banjir di ibu kota. Mantan ketua DPRD Kubar ini juga menyoroti kinerja camat dan para lurah di wilayah kota Sendawar yang tidak mau mengajak masyarakat bergotong-royong. Semestinya anak buahnya di tingkat bawah itu tanggap dengan situasi. Dia bahkan mengancam akan mencopot camat Barong Tongkok Denasius yang dinilai gagal. “Makanya saya mau ganti camat itu. Lurahnya sampai camatnya maksud saya merekalah turut bersinergi. Kalau semua tunggu saya, ya mampus. Kalau hanya itu ndak usah sampai bupati lah. Lurah, camat ayo kita gotong royong. Ada sekarang kalian lihat masyarakat gotong royong, ndak ada seperti dulu, dulu itu waduh luar biasa bagusnya,” tukas Yapan. Diketahui sejumlah kawasan yang kerap banjir saat hujan yakni, mulai dari simpang Busur menuju jalan Gajah Mada depan Polres hingga kantor camat Barong Tongkok.  Selain tiga daerah itu, hujan deras mengakibatkan banjir dan longsor di Samarinda. Warga Desa Muang, mendapat ‘air kiriman’ yang menggenangi wilayah mereka. Diduga air kiriman ini berasal dari tambang batu bara yang berada di pinggiran. Beberapa hari sebelumnya, Ibu Kota Provinsi Kaltim, itu juga mengalami banjir parah.  *BOM/MRF/LUK/YOS  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: