Vaksinasi di Islamic Center Samarinda Batal, Salehuddin: Pemerintah Harus Genjot Sosialisasi

Vaksinasi di Islamic Center Samarinda Batal, Salehuddin: Pemerintah Harus Genjot Sosialisasi

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Salehuddin S.Sos, S.Fil turut memberi tanggapanperihal pembatalan vaksinasi massal di Islamic Center Samarinda pada Rabu 25 Agustus lalu.

Ia menyebut bahwasumber masalah ada di komunikasi yang terputus. Sehinggapenyelesaiannya, pemerintah dan pengurus masjid hanya perlusaling membuka diri dan merajut komunikasi dengan lebih baik. Kejadian tersebut sebelumnya sempat membuat geger. Karenatiba-tiba, program vaksinasi di lingkungan Masjid ShiratalMustaqim alias Islamic Center Samarinda dibatalkan. Setelahpengurus masjid menolak penggunaan vaksin Astrazenecaberjumlah seribu dosis yang telah terdata oleh Dinas Kesehatan(Diskes) Samarinda. Penolakan itu dilatarbelakangi oleh dugaan adanya kandungannon halal dalam vaksin tersebut. Membuat pengurus masjid kalaitu ogah berkompromi. Padahal sebelumnya pemerintah pusattelah mengizinkan jenis vaksin itu digunakan oleh umat Islam.Sesuai keputusan MUI Pusat. Salehuddin menilai, bahwa sebenarnya tak ada yang salah ataskejadian tersebut. Pemerintah, menurutnya, perlu memberiinformasi dan penjelasan terkait perizinan serta manfaat yang didapat dari vaksin Astrazeneca. Kejadian ini menegaskanbahwa perlu adanya sosialisasi lebih di lingkup pemerintahanprovinsi dan kabupaten/kota. "Diskes berikan klarifikasi saja kepada organisasi yang bersangkutan dari yayasan Islamic Center (Samarinda). (Bahwa)komposisi Astrazeneca mendapat label halal dari MUI. Sehinggaapa saja yang menjadi kekhawatiran harus dijelaskan pihakberwenang," ucap Legislator Karang Paci asal Dapil Kukar ini. Saleh khawatir, apabila komunikasi tidak berjalan intens. Makaakan menjadi stigma negatif ke masyarakat terkait vaksin. Takutnya setelah informasi soal kandungan vaksin asal Inggristersebut beredar cepat di media sosial. Akan membuatmasyarakat lebih antipati terhadap program vaksinasi. "Ini jangan sampai terjadi fakta umum terhadap vaksin lainnya.Karena permasalahan ini sebaiknya harus diklirkan. Bagaimanapola komunikasi harus baik bahwa komposisi yang dikhawatirkan tidak ada masalah," pungkasnya.(Adv/top/ava)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: