Kasus COVID-19 Naik, Samarinda Terapkan Penyekatan, Bangun Pos di 4 Titik

Kasus COVID-19 Naik, Samarinda Terapkan Penyekatan, Bangun Pos di 4 Titik

Lonjakan kasus pasien COVID-19 saat ini mengkhawatirkan. Langkah cepat pun diambil pemerintah, dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, khususnya di 43 kabupaten kota se-Indonesia.

nomorsatukaltim.com - Meski Kota Tepian tak menerapkan hal tersebut, namun penyekatan di pintu keluar masuk daerah rupanya tetap diberlakukan hingga akhir Juli mendatang. Hal ini diungkapkan Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman, diwakili Wakapolresta AKBP Eko Budiarto melalui sambungan teleponnya, Selasa (6/7/2021). "Sebenarnya Samarinda tidak termasuk dalam 43 kota se-Indonesia yang melaksanakan PPKM mikro yang diperketat. Kalau di Kaltim sendiri ada Bontang, Balikpapan dan Berau," kata polisi berpangkat melati dua ini. Lanjut dijelaskan Eko, pada Senin (5/7/2021) lalu, Kapolresta Samarinda telah melaksanakan rapat koordinasi bersama Wali Kota Samarinda, Andi Harun. Hasil dari rapat tersebut, wali kota memutuskan untuk mengeluarkan surat edaran penyekatan. "Ada surat edaran yang dikeluarkan wali kota, tapi masih mau direvisi karena ada beberapa tambahan. Kalau pengetatan ada empat titik. Pertama jalur Bontang, di depan Bandara APT Pranoto, Jalan Suryanata, Samarinda Seberang di depan kampus IAIN Kaltim, dan di Palaran di pintu Tol Balsam (Balikpapan-Samarinda). Teknisnya ini sama seperti sebelumnya," beber Eko. Pada empat titik penyekatan itu, masih kata Eko, nantinya akan dibangun posko penjagaan yang diisi personel lintas lembaga. Mulai dari unsur TNI-Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan Dinas Kesehatan Samarinda. Nantinya petugas gabungan ini pun akan melakukan pengecekan acak setiap kendaraan yang melintasi posko tersebut. "Ya seperti biasa. Nanti petugas bakal cek identitas dan tujuan serta asal kendaraan itu.  Kemudian jika ada tanda-tanda gestur yang kurang wajar, maka akan dilakukan swab antigen. Kalau hasilnya reaktif pasti akan kami putar balik kendaraannya, tidak diizinkan masuk ke Samarinda," tegas Eko. Hal ini diberlakukan guna antisipasi adanya warga atau penderita COVID-19 yang membandel tetap melakukan perjalanan, maupun mencari pengobatan di luar kota asalnya. "Kami lakukan ini buat pengimbangan. Jangan sampai ada yang dari Berau, Kukar, Bontang dan Balikpapan ke Samarinda sini. Karena fasilitas kesehatan yang ada ini cukup sulit mengkover kebutuhan Samarinda, apalagi kalau ditambah mereka yang dari luar kota," pungkasnya. (aaa/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: