Jelang Iduladha, Harga Komoditas Pangan di Kubar Naik
Kubar, nomorsatukaltim.com - Kenaikan harga beberapa komoditas pangan pasca Idulfitri dan menjelang Iduladha 2021 patut diwaspadai. Lonjakan kasus positif COVID-19 di beberapa wilayah Indonesia juga dikhawatirkan dapat memengaruhi fluktuasi harga beberapa komoditas pangan.
Pantauan Harian Disway Kaltim dan Nomorsatukaltim.com di Pasar Barong Tongkok menunjukkan, harga komoditas sayuran di pasar ini mengalami kenaikan yang ekstrim. Salah satunya seperti sayuran hijau. “Ya kayak gini ini mas, mentimun, kangkung, sawi dan bayam. Ini harganya naik semua,” ujar Dian, pedagang sayuran pasar, saat ditemui media ini, kemarin. Kenaikan ini juga mendukung laju inflasi di Mei hingga mencapai 0,38 persen di sektor makanan dan minuman. Adapun kenaikan ini bisa disebabkan beberapa faktor, seperti adanya peningkatan permintaan yang terjadi menjelang lebaran haji atau Iduladha. “Peningkatan ini jauh lebih pesat dibandingkan Ramadan lalu dan berbarengan dengan permintaan menjelang Iduladha," ulas pria bertopi yang duduk di atas dagangan sayurannya itu. Selain itu, para pedagang tidak memiliki stok sayur yang mencukupi. Mereka terpaksa berharap pasokan sayuran dari luar daerah, untuk menjaga ketersediaan sayur di IdulAdha. “Petani sayur lokal kurang, yang biasanya ini pada pulang ke Jawa mas. Jadi berharap pasokan sayuran dari Samarinda saja,” urainya. Tren pergerakan harga ayam juga tidak jauh berbeda dengan pergerakan harga sayuran. Harga ayam meningkat dari Rp 45 ribu ke Rp 53 ribu. Hal ini diungkapkan salah seorang pembeli di Pasar Jaras Barong Tongkok, Amita Devi. “Khawatirnya kelangkaan ayam juga terjadi Iduladha tahun ini. Sebab, Ramadan ini kemarin sempat kelangkaan ayam. Akhirnya harga jual ayam tinggi mencapai Rp 70 ribu perkilonya,” beber Devi. Dapat disimpulkan bahwa bulan Juni dipenuhi dengan inflasi komoditas. Namun, inflasi yang ada belum tentu menggambarkan peningkatan dari permintaan konsumen. Di sisi lain, sejumlah komoditas masih cenderung dipengaruhi oleh kebijakan impor dan guncangan eksternal. Pemerintah perlu menganalisis masalah rantai pasokan dan ketersediaan di lapangan guna mencegah pergerakan harga yang ekstrim dan mengontrol inflasi. (luk/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: