Pemkot Balikpapan Masih Berjibaku Atasi Defisit Air Baku

Pemkot Balikpapan Masih Berjibaku Atasi Defisit Air Baku

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Defisit air baku di Balikpapan masih menjadi persoalan. Lantaran banyak program penambahan Sumber Daya Air (SDA) masih terkendala. Sementara pertumbuhan penduduk meningkat terus.

Sementara Pemkot juga harus mengejar target ideal cakupan air bersih yang dikelola Perumda Tirta Manuntung (PDAM), yakni sekitar 80 persen. Di sisi lain, harapan pemenuhan air baku masih menunggu penyelesaian proyek pembangunan bendali Sepaku – Semoi. Yang berlokasi di PPU. Sumber lain seperti pembangunan Embung Aji Raden di pesisir timur Balikpapan juga masih berproses. Sehingga bisa dipastikan bahwa penambahan air baku, baru bisa dicapai 2024 atau 2025, mendatang. "Kami sudah mendengar gubernur melalui Sekda Pemprov Kaltim (Muhammad Sa'bani). Kemudian dari PUPR datang bersama kami,” ujar Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Yorrys Raweyai, saat ditemui di Aula Pemkot Balikpapan, Senin (16/6/2021).  Katanya pihak-pihak tadi akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Ia menyebut masalah air baku merupakan persoalan rutin yang terjadi hampir di seluruh daerah. "Tapi bukan berarti kita harus pasrah, bagaimana kita bisa mendorong suatu sinergi ke depannya mau apa. Apa lagi dengan adanya Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, ini kan memangkas semua birokrasi, baik secara vertikal," tambahnya. Menurutnya defisit air baku di Balikpapan akan dibahas dalam waktu dekat di pusat. Renacnanya dewan nanti akan ke Sulsel. Kemudian ke Banten. Kunjungan itu untuk studi banding. “Sama juga dua tema itu saja (air baku dan penerapan omnibus law). Nanti setelah tiga bulan terkait hal itu akan dibahas," ungkapnya. Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) IV Kalimantan Samarinda Harya Muldianto mengakui Balikpapan masih defisit air baku. Namun demikian, ia memastikan BWS juga sudah memiliki program yang disusun sampai tahun 2025. "Kita nanti bisa menambah kurang lebih sekitar 825 liter per detik," ujarnya. Ia menyebut sumber air baku yang akan dialirkan dan dikelola Perumda Tirta Manuntung untuk dijadikan air bersih layak minum itu, salahsatunya berasal dari bendungan Teritip yang sudah ada. "Karena memang kan yang saat ini belum dimanfaatkan secara optimal akan dimanfaatkan secara optimal. Ada tambahan 170 liter per detik," katanya. Bendungan Sepaku - Semoi yang berlokasi di Penajam Paser Utara (PPU) juga menjadi harapan bagi pemenuhan air baku. Harya menyebut ada sekitar 500 meter kubik per detik yang bisa dialirkan ke Balikpapan, ditambah lagi sumber lain yakni Embung Aji Raden yang diperkirakan mampu mengaliri 150 liter per detik. Dan sumber yang berasal dari Bendungan Teritip sekitar 200 liter per detik. "Itu nanti bisa menambah kubik, paling tidak memenuhi kebutuhan air baku di kota Balikpapan sampai dengan 2030," urainya. Ia memastikan air bersih yang tersedia untuk cakupan kurang lebih 80 persen bisa dinikmati setelah 2024. Karena untuk penyediaan air bersih masih ada hal lain yang harus disiapkan. Misalnya instalasi penjernih air. "Instalasi pengelolaan airnya nanti oleh teman-teman Cipta Karya. Kami dari sumber daya air tugasnya hanya menyiapkan air bakunya saja," katanya. Ia mengungkapkan bahwa investasi Bendungan Sepaku - Semoi, khusus untuk infrastruktur bendungannya saja membutuhkan sekitar Rp 556 miliar. Sementara pembangunan Embung Aji Raden membutuhkan sekitar Rp 200 miliar. "Kalau Bendungan Teritip sudah jadi, saya lupa berapa angka nilai pembangunannya," katanya.  Jika program air baku yang sudah disusun dapat direalisasikan, maka ia memastikan kapasitas air baku untuk Kota Balikpapan bisa dinikmati sampai 2030. Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud menyebut pihaknya masih terus berupaya merealisasikan kebutuhan air bersih untuk warga Balikpapan, agar terpenuhi di atas 80 persen sambungan rumah melalui pelayanan perusahaan pelat merah penyedia air bersih. Meskipun hal itu erat kaitannya dengan minimnya Sumber Daya Air (SDA) yang ada. "Harapan kita, sambungan rumah bisa terpenuhi dengan memanfaatkan jaringan air baku. Diantaranya dsri Bendungan Sepaku Semoi, Bendungan Aji Raden dan Bendungan Teritip," tutup Harya. (ryn/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: