Korban ke-35 Lubang Tambang, Kadis ESDM Kaltim: Orangtua Ceroboh Awasi Anak
Awak media bersama Jatam dan Dinas ESDM Kaltim meninjau lubang pascatambang PT Insani Bara Perkasa (IBP) yang merennggut nyawa Ahmad Setiawan (10). (Michael Yacob/DiswayKaltim) Jatam Tuntut Ketegasan Pemprov Kaltim, Cabut IUP Perusahaan Samarinda, DiswayKaltim.com -Lubang pascatambang kembali memakan korban. Dalam kurun waktu 2011 hingga 2019, sebanyak 35 nyawa hilang percuma di lubang bekas galian emas hitam tersebut. Kasus terakhir, menimpa Ahmad Setiawan (10), siswa kelas IV di SD 019, Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu. Menjadi korban bekas galian tambang milik PT Insani Bara Perkasa (IBP) yang berada di Jalan Pangeran Suryanata, Gang Saka, Kelurahan Bukit Pinang, Sabtu (22/6/2019). Karena itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim Wahyu Widhi Heranata, Senin (24/6/2019), mengajak awak media beserta Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), meninjau langsung lokasi lubang tambang yang berjarak kurang lebih satu kilometer dari pemukiman penduduk tersebut. Kepada awak media, Wahyu mengatakan, kunjungan yang dilakukan merupakan tindak lanjut dari pemberitaan yang beredar di media massa beberapa waktu lalu serta melihat langsung lubang bekas tambang yang baru saja memakan korban dua hari lalu. “Tadi, saya sempat menghadap Gubernur Kaltim Isran Noor untuk melapor kalau saya mau meninjau langsung lubang pascatambang bersama awak media dan Jatam,” katanya. Sebenarnya, dia mengungkapkan, sebelum dilakukan peninjauan, Dinas ESDM Kaltim bersama tim Direktorat Tambang melakukan investigasi di lokasi lubang bekas tambang untuk mengambil data-data yang diperlukan. “Kami bersama tim dari Inspektorat tambang telah mengambil data di sini (Lokasi bekas tambang PT IBP),” ungkapnya. Menurutnya, dalam kasus yang menimpa bocah malang yang baru saja naik kelas IV SD itu merupakan keteledoran orangtua saat menjaga anaknya. “Mohon maaf, menurut saya, ini kesalahan orangtua yang ceroboh mengawasi anak. Padahal, lubang pascatambang ini kan jauh dari pemukiman masyarakat,” ucapnya. Tapi, kasus ini sudah dilaporkan ke Kementerian ESDM. Nanti hasil dari investigasi yang dilakukan akan dilaporkan ke Gubernur dan kementerian ESDM. “Harapan saya, jika laporan tersebut sudah sampai ke kementerian, mereka akan menurunkan tim untuk melakukan investigasi langsung,” bebernya. Sementara itu, Koordinator Inspektorat Tambang, Denny Wibawa menjelaskan, lokasi tersebut memang milik PT IBP yang aktif melakukan pertambangan mulai 2008 – 2013. Menurut informasi yang didapatkan tim Inspektorat Tambang dari perusahaan tersebut, lokasi pertambangan telah ditutup dan telah dilakukan reklamasi tanpa meninggalkan genangan air sama sekali. Serta telah dilaporkan dalam laporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan (LKPPL) dan laporan produksi triwulan satu 2019. “Itu informasi yang kami dapatkan langsung dari perusahaan Insani,” cetusnya. Perusahaan tersebut juga mengatakan, lubang yang baru saja memakan korban nyawa tersebut, kembali dibuka sekitar bulan Maret oleh oknum yang sampai saat ini belum diketahui. “Menurut keterangan mereka (PT IBP), lubang tambang yang sudah mereka tutup kembali dibuka oleh oknum tertentu. Kami belum tahu siapa oknum yang membuka lubang ini. Nanti tim kami dari Jakarta akan melakukan Investigasi,” bebernya. Mewakili Jatam, Dedy Irawan mengaku kecewa dengan statement kepala Dinas ESDM yang menyatakan bahwa jatuhnya korban ke lubang tambang kali ini akibat kesalahan orangtua. “Setelah peninjauan tadi, saya tidak menemukan solusi dari Kepala Dinas ESDM. Malah menyalahkan orangtua korban. Ini masalah pemerintah provinsi, lubang tambang dan perusahaan,” katanya. Dia berharap kebijakan tegas bisa diambil Pemprov Kaltim, yaitu menutup lubang tambang, menghentikan aktivitas perusahaan dan mencabut izin usaha pertambangan (IUP) perusahaan yang bersangkutan. “Kami berharap tindakan tegas dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kaltim dalam kasus ini,” tutupnya. (mic/eny) Baca Juga: KPK Monotoring Penggunaan SDA di Kaltim Tambang Semakin Banyak Makan Korban, KPK: Ada yang Enggak Beres..
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: