Jelang PTM, Satgas COVID-19 Pantau Kesiapan SD 001 Sangatta Utara
Kutim, nomorsatukaltim.com- Meskipun belum mendapatkan lampu hijau dari pemerintah provinsi Kalimantan Timur, persiapan untuk pembelajaran tatap muka (PTM) terus dilakukan di Kabupaten Kutai Timur.
Di samping boleh atau tidaknya PTM diterapkan, berbagai sekolah negeri di Kutim sudah melakukan persiapan sejak akhir tahun 2020 lalu. Untuk itu, Dinas Kesehatan Kutai Timur melalui Satgas COVID-19 PTM Puskesmas Sangatta Utara melakukan pemeriksaan terhadap sekolah negeri di Kutim terkait kesiapannya menyambut PTM pada Senin (17/5/2021). "Kami mendatangi satu-persatu sekolah untuk mengecek kelengkapan dalam menghadapi persiapan tatap muka," ujar Koordinator Satgas COVID-19 PTM Puskesmas Sangatta Utara, Apriarti Pramesti. Tim dari Puskesmas Sangatta Utara hanya melakukan pemeriksaan terhadap 26 sekolah di bawah naungannya, yakni 12 SD, 10 SMP dan 4 Setingkat SMA di kecamatan Sangatta Utara. Di masing-masing sekolah, tim membawa daftar tilik dan memeriksa apakah persyaratan yang harus dilengkapi sekolah dalam menghadapi tatap muka sudah sepenuhnya terlaksana. Persyaratan tersebut dimulai dari fasilitas protokol kesehatan hingga pengaturan sarana dan pra sarana baik di dalam dan di luar sekolah. “Dari Dinas kami sudah disiapkan daftar tiliknya seperti CTPS, pengaturan prasarana dan sarana sekolah, toilet, ruang UKS, ruang guru dan sarana diluar sekolah,” ucap Apriarti. Di tempat yang sama, Kepala SD 001 Sangatta Utara Jamaluddin memastikan jarak antar siswa selama pembelajaran menjadi prosedur mendasar dalam persiapan PTM di sekolahnya. Waktu pembelajaran dengan sistem bergantian juga sudah diatur oleh pihak sekolah untuk menghindari adanya kontak langsung. “Nanti, dalam satu kelas akan dibagi dua sif. Jadi tidak full semua masuk kelas. Kelas pagi dan kelas siang, untuk pengaturan jam nya nanti kita akan rapatkan dulu,” ucap Jamaluddin. Ia juga menambahkan bahwa tidak semua murid menjalani proses pembelajaran secara tatap muka. Hal tersebut dikarenakan jumlah murid di SD 001 yang mencapai kurang lebih 900 orang, sehingga diyakini penggunaan sistem sif membuat banyak murid kehilangan waktu belajar. “Dan semua tidak langsung masuk, ada yang masuk dan ada juga yang daring. Kalau masuk semua jelas tidak bisa. Sebab, jumlah murid kami sembilan ratusan," tuturnya. Sekadar diketahui, pemerintah pusat mencanangkan pelaksanaan PTM yang akan dimulai pada Juli 2021 mendatang. Namun kebijakan tersebut disesuaikan dengan kondisi penularan COVID-19 di daerah. Untuk mempersiapkan pelaksanaan PTM di Kutai Timur, pemerintah daerah melakukan kunjungan terhadap sekolah-sekolah untuk meninjau langsung kesiapan mereka. (bct/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: