Pelabuhan Semayang Sepi Pemudik, Pengiriman Logistik Tetap Jalan

Pelabuhan Semayang Sepi Pemudik, Pengiriman Logistik Tetap Jalan

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Pelabuhan Semayang Balikpapan sepi. Sama sekali tidak ada antrean penumpang kapal, seperti lazimnya suasana mudik jelang Lebaran.

Pelabuhan yang biasanya melayani perjalanan laut tujuan Parepare, Sulawesi Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara atau Surabaya, Jawa Timur itu lengang. Tampak para petugas dari Polri, TNI, beserta petugas dari Pelindo IV dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) masih menempati posko pantau terpadu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Beberapa petugas dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas hilir mudik, melakukan pemantauan di pelabuhan tersebut. Ketua pengawasan di posko, yakni Kepala Seksi Keselamatan Pelayaran KSOP Kelas I Balikpapan Ali Aminuddin menyebut, sejauh pengamatannya tidak ada aktivitas mudik tahun ini. Sejak adanya aturan peniadaan mudik, 6 Mei. "Kami berjaga di posko dengan beberapa sif. Bisa dilihat tidak ada aktifitas (pemudik) di sini," ujarnya, saat ditemui, Minggu (9/5/2021). Namun demikian, tetap ada armada yang berlabuh di Pelabuhan Semayang untuk keperluan distribusi logistik. Sesuai jadwalnya, armada tersebut akan tiba di Balikpapan dengan estimasi waktu sekitar pukul 23.00 Wita. "Nanti malam ada kedatangan KM Bukit Siguntang dari Parepare," tukasnya. Sementara itu, terpantau aktivitas truk ekspedisi yang mengangkut logistik di sekitar Pelabuhan Semayang. Beberapa supir truk mengaku baru tiba di Kota Minyak dari Parepare dengan membawa muatan berupa sayuran. Sebelumnya Kepala Cabang Pelni Balikpapan Purwadi menyebut aturan peniadaan mudik tahun ini cukup ketat. Namun pihaknya juga masih membuka layanan bepergian non mudik. Yakni pengecualian bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), aparat Polri dan TNI yang sedang bertugas. Itu pun harus sesuai dengan protokol kesehatan (prokes) yang dilegalisasi Satgas COVID-19 daerah asalnya. "Misalnya ada yang sakit, atau khusus untuk TNI dan Polri yang harus bertugas di luar daerah tetap dilayani tapi tetap di bawah rekomendasi satgas," tukasnya. Menurutnya, peniadaan mudik 2021 yang dituangkan dalam adendum Surat Edaran (SE) Nomor 13/2021, berbeda dengan larangan mudik tahun lalu. Jika sebelumnya Satgas COVID-19 Nasional menitikberatkan pengetatan pada pelaku perjalanan. Kini yang dilarang beroperasi adalah armadanya. Sehingga bisa dipastikan jumlah pelaku perjalanan menurun cukup signifikan. Bahkan penurunan jumlah pelaku perjalanan moda transportasi laut sudah terjadi sejak awal pandemi. Ia menuturkan, pada 2019 lalu, Pelni pernah mencatat jumlah penumpang bisa mencapai sekitar 60 ribu orang dalam sekali perjalanan di momen lebaran. Kala itu, semua ruas-ruas perjalanan, yakni istilah untuk menyebut pembagian tujuan pelayaran terisi penuh. Seperti tujuan Pulau Jawa, Pare-pare dan daerah paling ujung di selatan seperti Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara itu, selama dua tahun belakangan terjadi penurunan yang sangat signifikan. "Di tahun 2020 itu malah enggak ada sama sekali penumpangnya, karena ada larangan mudik," tukasnya. Secara hitungan ekonomi, kata dia, tentu Pelni mengalami kerugian. Namun dia mengaku pihaknya belum membahas tentang penurunan pendapatan secara detail, lantaran fokus terhadap pelayanan. "Perlu saya sampaikan perusahaan ini milik negara. Ini adalah tugas negara untuk menghubungkan perjalanan jalur laut," katanya. (ryn/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: