Potensi Zakat Capai Rp 4,7 Miliar

Potensi Zakat Capai Rp 4,7 Miliar

Balikpapan, Nomorsatukaltim.com - Meski masih dalam suasana pandemi, namun potensi zakat tahun ini diperkirakan bisa mencapai sekitar Rp 4,7 miliar.

Proyeksi itu mengacu pada capaian zakat dua tahun terakhir. Di mana Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Balikpapan mencatat penyaluran zakat fitrah pada 2019 mencapai sekitar Rp 4,7 miliar.

Kemudian sempat menurun pada 2020 menjadi sekitar Rp 4,2 miliar. Padahal saat itu sentimen ekonomi sedang melesu lantaran kondisi pandemi. "Potensi tahun ini kita samakan dengan (realisasi) tahun sebelumnya. Artinya selama pandemi ada penurunan tapi tidak begitu banyak," ujar Ketua Baznas Balikpapan Sarjono, saat pencanangan Gerakan Cinta Zakat, di aula Pemkot Balikpapan, Senin (3/5). Meski demikian, Sarjono menyebut potensi zakat fitrah di Balikpapan bisa lebih besar, yakni sekitar Rp 5 miliar. Hal itu mengacu pada jumlah penggabungan penerimaan zakat, infak dan sedekah, selama setahun. Menurutnya penurunan yang terjadi pada 2020 juga dipengaruhi karena ada beberapa program Baznas yang terhenti. Yakni saat pemkot mulai menerapkan pembatasan-pembatasan kegiatan masyarakat. Misalnya selama Ramadan tahun lalu tidak ada kegiatan seperti Pesantren Ramadan dan kegiatan lain yang sifatnya berpotensi mengumpulkan orang banyak dan kerumunan. Sementara program mengajak berzakat, biasanya dilakukan dengan upaya pendekatan-pendekatan atau interaksi langsung kepada masyarakat. Begitu juga dengan tahun ini, Sarjono menyebut Baznas mengalihkan program-programnya setelah berkoordinasi dengan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Arita Effendi. Sesuai arahan, Baznas lebih banyak mengakomodasi kegiatan-kegiatan sosial. "Seperti membagikan bingkisan paket sembako, baju koko, sajadah, sarung, Alquran dan lainnya. Kalau anak perempuan mukena," terangnya. Selain itu, Baznas juga sudah mengakomodasi pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di lebih dari 200 masjid. Unit tersebut terdiri dari kepanitian yang dibentuk dari pengurus masjid masing-masing. "Itu ada legalitasnya sesuai ketentuan undang-undang, memang (dibentuk) dari Baznas," terangnya. Ia menegaskan bahwa anggaran yang terkumpul di masjid-masjid sepenuhnya dikelola masjid masing-masing. Jadi setiap masjid berhak menentukan kepada siapa saja anggaran itu akan disalurkan. Lantaran pengurus masjid setempat dianggap lebih memahami kondisi masyarakatnya. "Sekali saya ulangi 100 persen dikelola oleh masjid tapi mereka wajib bikin laporan kepada Kemenag maupun kepada Baznas," imbuhnya. Adapun anggaran yang dibagikan dari hasil zakat, katanya, biasanya dibagi dalam dua kategori. Yakni untuk pendayagunaan, misalnya untuk bantuan modal usaha kepada umat kurang mampu atau untuk beasiswa anak, atau biasa disebut juga sebagai kategori produktif. Sementara kategori pendistribusian adalah penyaluran zakat kepada kaum duafa. "Ya biasanya disalurkan di kampung-kampung. Kita salurkan sekitar Rp 500 ribu satu orang. Artinya ini yang masuk kategori konsumtif khusus orang tidak mampu," imbuhnya. Terpisah, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyebut setiap tahunnya jajaran pejabat di lingkungan pemkot selalu mendorong gerakan cinta zakat. "Zakat baik fitrah, zakat harta dan lainnya bisa untuk membantu bagi saudara kita yang memerlukan," katanya, usia menunaikan zakat yang dilayani petugas dari Baznas. Rizal mengarahkan agar Baznas Balikpapan bisa menyalurkan zakat dan sedekah yang terkumpul untuk menunjang kegiatan produktif bagi kaum duafa. Misalnya untuk membuat perkebunan atau tambak skala kecil dengan memanfaatkan pekarangan rumah. "Pekarangan rumah bisa dimanfaatkan untuk tanam cabai atau membuat tambak ikan lele dan nila. Membantu kebutuhan pangan, jadi tidak perlu ke pasar," imbuhnya. Ia menekankan agar petugas Baznas bisa menerapkan protokol kesehatan dalam proses pengumpulan zakat. "Sudah diingatkan tadi dari Kementerian Agama, oleh mendagri dan BNPB pusat. Jangan sampai berkerumun. Orang-orang yang mampu kan bisa memanfaatkan fasilitas lembaga amil zakat. Tidak perlu mengumpulkan massa kemudian dibagi-bagikan secara langsung, seperti kejadian di beberapa daerah," urainya. (ryn/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: