3 Rumah Terdampak Longsor di Selili, Tower Diduga Biang Kerok

3 Rumah Terdampak Longsor di Selili, Tower Diduga Biang Kerok

Longsor terjadi di Jalan Alimuddin Gang Bambu Indah, RT 35 Kelurahan Selili, Samarinda Ilir, Selasa (20/4/2021). Peristiwa itu terjadi saat orang-orang bersiap istirahat, tepatnya pukul 21.30 Wita. Tiga rumah terdampak, tower telekomunikasi diduga jadi penyebab.

nomorsatukaltim.com - Salah satu rumah yang terdampak adalah milik Sunardi (64). Saat kejadian, ia mendengar suara gemuruh dari depan rumah. Tanah pun turut berguncang laiknya gempa bumi. "Habis tarawih duduk depan TV, saya di luar telepon anak kok ada bunyi krok (patahan, Red.) empat kali, terus lari ke rumah masuk, suaranya nyaring dan tiba tiba-tiba ada tumpukan beton depan pintu rumah," ucapnya, Rabu (21/4/2021). Longsoran tersebut berasal dari tanah sekitar tower telekomunikasi. Jaraknya sekitar 30 meter dengan rumah Sunardi. Terlebih, posisi tower tersebut berada di atas permukiman warga. Dikatakannya, sebelumnya sudah melihat kondisi mau longsor, karena air masuk dari kantong tangga dan membuat jalannya basah. "Ini akses Telkom, khusus Telkom ke tower, jadi yang naik khusus Telkom, satu jalur saja," jelasnya. Diketahui, beton pagar Sunardi dengan ketebalan 30 cm bergeser sekitar 1,5 meter. "Pilarnya besar ini juga hancur, tapi kalau enggak ada pilar itu jelas hancur rumah, enggak ada penahan," bebernya. Dikatakannya, sejak 2005 ia tinggal di rumah tersebut. Tower tersebut sudah berdiri, dan ini kali pertama kejadian longsor yang begitu parah. Hairul (63), salah satu warga yang turut terdampak mengatakan, sudah beberapa kali membuat laporan atas keluhan warga terkait keberadaan tower tersebut. Namun tidak ada jawaban sampai terjadinya longsoran tanah ini. Diketahui, rumah Hairul tepat bersebelahan dengan tower tersebut. "Sudah berapa kali saya laporan sampai bosen lah. Jangankan itu pak ya, lampu dan kabel menggantung di atap rumah saya itu nah, sudah berapa kali saya laporkan enggak ada jawaban," jelasnya kesal. "Laporan berapa kali tidak ada tanggapan sama sekali, jangankan minta itu, minta lampu penerangan jalan aja enggak ada tanggapan," tambahnya. Dari pantauan Harian Disway Kaltim dan nomorsatukaltim.com di lapangan, Hairul turut terdampak pada bagian belakang rumah, sehingga membuat bagian dapur longsor. "Saya terdampak di belakang, saya habis pulang tarawih, nah makan saya kan, rencana mau makan obat. Begitu saya cuci piring, bruuaaakk blaaass. Kiamat saya bilang ini kan, buka pintu habis sudah (kena longsor)," jelasnya kesal. Diketahui, Hairul menempati rumah tersebut sejak 2002 bersama istri dan anak sebelum berdirinya tower telekomunikasi tersebut. "Cobanya tower ini duluan berdiri di sini, jangankan saya membeli tanah itu, diberi juga saya enggak mau," bebernya. Hairul mengungkapkan, di saat hujan deras terjadi, mereka khawatir karena tanah di samping rumahnya longsor. "Mana kita samping rumah persis, rumahku aja tiga papan tertindis, sudah laporan tapi gak ada tindak lanjutnya," ucapnya. "Sudah lama retak, tiap ada karyawannya naik, saya lapor tapi tidak ada juga menanggapi, sampai kejadian ini nah, bagaimana sudah dia menanggapi," ungkapnya. Duta (38), ketua RT 35 menjelaskan, masalah ini masih didiskusikan terlebih dulu dengan warga mengenai tindak lanjutnya. "Kalau memang warga istilahnya bersepakat, hitungannya tetap akan menuntut untuk ditutup, ya kita ikuti kemauan warga, karena ini sudah terlalu membahayakan," jelasnya. "Laporannya ini kan sudah lama, retak-retak juga ada laporan dari warga, enggak digubris sama mereka," sambungnya. Atas kejadian ini lanjut Duta, dilaporkan ke pihak kelurahan, dan dari provider juga datang untuk melihat kondisi. Dikatakannya, akan diadakan pertemuan dari pihak provider dan pemilik tanah, serta warga terkait kelanjutan peristiwa ini.  (bdp/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: