Resmi, Bandara APT Pranoto Berlakukan GeNose untuk Syarat Perjalanan
Samarinda, Nomorsatukaltim.com – Manajemen Bandara APT Pranoto memastikan penggunaan GeNose C19 sebagai syarat perjalanan melalui bandar udara itu. Kepastian ini muncul dengan keluarnya Surat Edaran (SE) nomor 12 tahun 2021. Dengan demikian, maka penumpang memiliki banyak pilihan untuk memenuhi syarat perjalanan udara.
Kepala Seksi (Kasi) Teknik Operasi Bandar Udara, Bandara APT Pranoto Dwi Muji, mengatakan implementasi GeNose C19 dilakukan mulai 1 April 2021. "Insyaallah kami sudah siap," ungkap Dwi, Minggu (28/03). Mengutip SE tersebut, Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR.
Pengambilan sampelnya berlaku dalam kurun waktu maksimal 3 x 24 jam sebelum keberangkatan. Kemudian, hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan. "Atau hasil negatif tes GeNose C19 di bandara sebelum keberangkatan sebagai persyaratan perjalanan dan mengisi e-HAC Indonesia," jelasnya.
Mengenai harga, kata Dwi ada penurunan. Di mana sebelumnya, tarif estimasi saja antara Rp 50 ribu hingga yang termahal Rp 100 ribu. Penanggung Jawab Klinik Media Farma, dr Ani Widyastuti mengaku akan menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah. "Ya benar. Sambil menunggu edaran pemerintah," ujarnya.
GeNose C19 merupakan alat screening cepat atau rapid COVID-19 yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Dengan nama artificial intelligence (AI). Prinsipnya, meniru cara kerja indra penciuman manusia.
Pasien yang terinfeksi virus sars-cov-2 menghasilkan senyawa khusus tertentu yang mudah menguap atau disebut dengan volatile organic compound (VOC). Senyawa inilah yang menjadi biomarker. Kemudian, akan dideteksi oleh sensor yang ada pada alat genose. Lalu analisis oleh AI melalui pola data respon yang ditampilkan melalui kurva hasil.
Pemeriksaan genose mudah dilakukan dan tidak invasif atau melalui suntikan. Karenanya, dapat memudahkan dalam pengambilan sampel. Serta memberikan kenyamanan kepada pasien atau penumpang ketika pengambilan sampel.
Sampel yang digunakan adalah nafas hasil tiupan yang dimasukan ke dalam kantung nafas. Keunggulan lain adalah cepat, persiapan sederhana, analisis lebih mudah, pengoperasian juga mudah. "Pola inilah yang akan membedakan pasien terinfeksi sars-cov-2 atau tidak. Dan sensitivitasnya alat ini sangat tinggi," tuturnya.
Ditegaskan dr Ani lagi, dalam tahap pemeriksaan GeNose C19, calon penumpang di Bandara APT Pranoto harus sehat. Karena, meskipun GeNose C19 pasien dinyatakan negatif, namun jika penumpang terkena panas, batuk dan pilek. Tetap, sang penumpang dilarang untuk berangkat. Atau tidak bisa melakukan penerbangan.
Disinggung apakah ketika melakukan pemeriksaan, sang penumpang harus mengantongi tiket terlebih dahulu atau tidak, jawaban dr Ani hal tersebut masih akan didiskusikan. "Kami obrolkan lagi soal tiket tersebut, apakah menjadi keharusan untuk melakukan pemeriksaan atau seperti apa," sambungnya.
Mengenai tahapan, diakui dr Ani ada beberapa tahapan. Tetapi, tergantung kebutuhan. Untuk tahap pertama akan ada 5 alat. Dimana 2 alat untuk cadangan. 3 unit akan digunakan beserta 10.000 kantong tiup dan 100 filter yang telah di datangkan.
"Kapasitas periksa untuk 1 unit GeNose adalah 30 orang per jam. Sehingga, untuk 3 unit, mampu memeriksa 90 penumpang per jam. Kami siap melayani pemeriksaan penumpang bandara kebanggaan masyarakat Kota Tepian ini," pungkasnya. (nad/yos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: