25 Sekolah Ajukan PTM, Disdik Kukar Oke-Oke Aja

25 Sekolah Ajukan PTM, Disdik Kukar Oke-Oke Aja

kukar, nomorsatukaltim.com – Seiring berjalannya vaksinasi COVID-19 untuk guru, wacana pembelajaran tatap muka (PTM) kembali mencuat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membolehkan. Asal  sekolah tersebut berada di zona hijau dan zona kuning. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar pun menyambutnya.

Seperti yang dijelaskan Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Disdikbud Kukar Harjerin. Bahkan pedoman dan petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan sudah disiapkan sejak jauh hari. Namun seiring perkembangan kasus, terus dilakukan evaluasi di beberapa tahapannya. Sat ini sekitar 25 sekolah mengajukan permohonan ke Disdikbud Kukar. Dari 145 SMP negeri dan swasta se-Kukar. Seperti di Kecamatan Tabang, Kenohan dan beberapa kecamatan lainnya yang memang kesulitan jaringan internet. Pengajuan ini dilakukan sekolah bukan tanpa alasan. Tapi berdasarkan surat pernyataan wali murid yang inginkan PTM diberlakukan. Namun Harjerin menegaskan bakal melakukan kajian terhadap pengajuan sekolah tersebut. Disamping berkoordinasi dengan pihak Satgas COVID-19 Kukar. Untuk menentukan sekolah mana saja yang lolos verifikasi. "Ya mudahan sesuai dari informasi wacana menteri, awal Juni bisa terlaksana," jelas Harjerin saat ditemui di ruangannya, Rabu (24/3/2021). Tentu tugas sekolah tidak mudah. Tidak hanya sebatas melakukan pengajuan ke Disdikbud Kukar. Banyak hal yang perlu disiapkan. Seperti memastikan protokol kesehatan (prokes) bisa disiapkan dengan baik. Lalu pembagian jadwal sekolah, pengaturan meja-kursi. Termasuk ketersediaan tempat cuci tangan. Ditambah guru yang divaksin. Itu akan menjadi nilai lebih. Mekanisme dan pedoman pelaksanaan PTM akan dilakukan dengan sistem sif dan berjarak. Dan tiap kelas mendapat jatah dua hari dalam sepekan. Hari lainnya tetap menggunakan sistem pembelajaran online. Mengenai jumlah sekolah, Disdikbud Kukar tidak menargetkan berapa banyak. Namun lebih mengutamakan kepada sekolah yang berada di daerah pedalaman. Karena sejauh ini PTM dilakukan secara terbatas. Di wilayah yang sulit dijangkau jaringan internet. "Selama ini PTM terbatas, sistem kelompok atau guru kunjung," tutup Harjerin. Terpisah, Kepala SMPN 3 Tenggarong Sariani menyebut sudah mengajukan permohonan PTM. Ia mengaku siap. Kesiapan itu ditunjukkan sejak Januari lalu. Sariani pun memastikan, tetap mengakomodasi anak didik yang tidak berkenan mengikuti PTM. Mereka tetap menjalani pembelajaran secara online. Karena pihak sekolah tidak bisa memaksa. Lantaran keputusan akhir PTM ditangan orang tua siswa. "Tetap diakomodasi untuk pembelajaran online" ungkap Sariani. Alasan orang tua menginginkan PTM pun beragam. Mulai dari kesulitan jaringan internet. Hingga kebosanan siswa yang belajar secara online. Begitupun kesulitan orang tua yang bekerja. Sehingga anak didik tidak terkontrol dengan baik saat menjalani pembelajaran secara online. (mrf/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: