BUMD Manuntung Sukses Minim Kontribusi, Dewan Tunggu Evaluasi Pemkot
Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Keberadaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sudah seharusnya memberikan kontribusi dengan capaian terukur. Seperti halnya BUMD Manuntung Sukses yang akhir-akhir ini disorot DPRD Balikpapan. Dibanding pengelolaan Tirta Manuntung yang dinilai lebih sehat.
Meski keduanya adalah perusahaan umum daerah (Perumda) yang sudah berpengalaman. Namun dari sisi kontribusi ke kas daerah, sangat jauh berbeda. "Yang berikutnya lebih kepada penyertaan modal kepada Bankaltimtara. Itu statusnya bukan BUMD milik pemkot ya, cuma memegang saham saja. Kondisi yang sehat itu cuma PDAM Balikpapan, yang Manuntung Sukses masih kita evaluasi," ujar anggota Komisi II DPRD Balikpapan Syukri Wahid, saat dihubungi, Selasa (23/3). Adapun evaluasi yang berjalan, kata dia, yakni dimulai pada saat perubahan status perumda berubah menjadi BUMD Manuntung Sukses, sejak 2018. "Itu yang sedang kita tunggu, evaluasi dari bidang perekonomian Pemkot Balikpapan," ucapnya. Menurutnya ada tiga poin yang menjadi catatan yakni, berapa besar penyertaan modal dari pemkot Balikpapan yang sudah masuk ke perusahaan pelat merah tersebut. Kontribusi perusahaan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta terkait business plan Manuntung Sukses. "Jadi jangan sampai sembilan unit bisnis itu tidak signifikan," katanya. Lantas, apa kelebihan BUMD Perumda Tirta Manuntung jika dibandingkan Manuntung Sukses? Sebagai perusahaan penyedia air baku, PDAM masih sering mendapat keluhan dari masyarakat. Syukri menilai perbedaan paling krusial adalah beleid yang menyertai pembentukan dan perubahan nomenklatur PDAM menjadi BUMD Perusda Tirta Manuntung. Setelah disahkannya Peraturan Daerah (Perda) yang baru, nomor 8/2020. Di dalam perda itu sudah tercantum aturan main kewajiban menyetorkan 55 persen laba bersih ke kas daerah. "Tahun lalu kan sudah setor Rp 11 miliar. Itu berarti 55 persen dari keuntungan mereka. Jadi setiap tahun itu PDAM di range angka yang tinggi berkisar antara Rp 11 miliar sampai Rp 15 miliar per tahun," urainya. Berdasarkan capaian itu, maka jauh berbeda dengan nilai kontribusi Manuntung Sukses, yang selama dua tahun berturut-turut hanya menyumbang sekitar Rp 17 juta per tahun. Pengelolaan keuangan Tirta Manuntung dianggap sehat dan diharapkan akan terus membaik di masa depan. Di masa depan, katanya, perkembangan perumda atau BUMD akan semakin diperkuat. Lantaran masuk dalam visi misi wali kota Balikpapan terpilih Rahmad Mas'ud. "Saya dengar beliau mencanangkan beberapa pembentukan BUMD, dan kita meminta kajian investasi. Sesuai output-nya nanti, BUMD apa yang akan kita dirikan," katanya. Sejauh ini, Komisi II DPRD Balikpapan sudah mem-backup rencana pendirian Perusahaan Daerah (Perusda) Manuntung Jaya, yang akan bergerak di bidang pasar. Beleidnya juga sudah ada sejak 2014. Yakni Perda Nomor 14/2014 tentang Perusahaan Daerah Pasar Manuntung Jaya. "Kita akan minta kajian akademis penyertaan modalnya. Jadi dia punya organ sudah ada, tinggal nyawanya, berapa uang yang akan kita sertakan sebagai modal dasar. Agar organisasi perumdanya bisa jalan," imbuhnya. (ryn/eny)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: