Vaksin COVID-19 Buatan AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah
London, Nomorsatukaltim.com - Laporan sejumlah negara Eropa terkait penggunaan vaksin COVID-19 buatan perusahaan AstraZeneca yang memicu pembekuan darah menimbulkan dilema terkait isu keamanannya. Sejauh ini setidaknya 14 negara yang memutuskan untuk menghentikan sementara vaksin AstraZeneca.
Denmark, Islandia, Austria, Norwegia, Bulgaria, Irlandia, Belanda, Estonia, Lithuania, Luksemburg, Latvia, daerah Peidmont di Italia, Republik Kongo, dan Thailand memutuskan untuk menghentikan sementara pemberian vaksin AstraZeneca. Keputusan untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca dilakukan menyusul laporan kematian seorang perempuan berusia 60 tahun di Denmark. Akibat pembekuan darah usai disuntik. Otoritas kesehatan Denmark memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca selama 14 hari sejak 12 Maret 2021 lalu. Dalam laporan hasil evaluasi diduga ada efek samping sangat serius. Dalam penggunaan vaksin AstraZeneca. “Saat ini belum memungkinkan untuk memberikan kesimpulan apakah ada kaitannya. Kami bertindak cepat dan harus dilakukan penyelidikan menyeluruh,” kata Menteri Kesehatan Denmark, Magnus Heunicke, melalui Twitter. Sebelumnya, pemerintah Australia sudah melakukan hal serupa. Karena tengah menyelidiki laporan kematian akibat kelainan pembekuan darah dan emboli paru yang dialami seorang warga yang divaksin. Kasus pembekuan darah juga dilaporkan oleh Norwegia ketika tiga petugas kesehatan mendapat perawatan. Ketiganya diketahui sempat mendapat suntikan vaksin corona dari AstraZeneca. Institut Kesehatan Masyakat Norwegia (FHI) mengatakan, ketiganya mengalami pembekuan darah. Namun belum bisa memastikan jika hal itu terkait dengan pemberian vaksin. “Kami menerima tiga laporan lagi tentang kasus penggumpalan darah parah atau pendarahan otak pada otak yang lebih muda. Yang telah menerima vaksin AstraZeneca. Mereka sekarang menerima perawatan di rumah sakit,” kata Badan Obat Norwegia pada Sabtu (13/3) seperti dikutip dari AFP. Kendati sejauh ini belum ada bukti kasus pembekuan dara terkait dengan vaksin AstraZeneca, siapa pun yang berusia di bawah 50 tahun yang merasa tidak enak badan dan mengalami bercak biru setelah disuntik vaksin, maka harus mencari pertolongan medis. Direktur Pengendalian Infeksi dan Kesehatan Lingkungan FHI, Geir Bukholm menyatakan sengaja menghentikan sementara program vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca. Sebagai tindakan pencegahan. Namun, dia tidak merinci kapan penundaan itu akan berakhir. “Kami akan menunggu informasi jika ada kaitan antara vaksinasi dan kasus penggumpalan darah,” kata Bukholm. Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) mengatakan, sampai saat ini belum menemukan adanya kaitan antara pemberian vaksin AstraZeneca dengan laporan kasus penggumpalan darah di Austria, Denmark, dan Norwegia. Menurut mereka, kasus itu hanya dilaporkan terjadi pada 22 orang dari tiga juta penduduk yang disuntik sejak 9 Maret lalu. Laporan di ketiga negara tersebut memicu setidaknya 11 negara yakni Islandia, Bulgaria, Irlandia, Belanda, Estonia, Lithuania, Luksemburg, Latvia, daerah Peidmont di Italia, Republik Kongo, dan Thailand untuk menunda peluncuran vaksin AstraZeneca. Setidaknya hingga dua pekan mendatang. Sebaliknya, setidaknya tiga negara yakni Prancis, Indonesia, dan Australia hingga saat ini memutuskan untuk tetap memakai vaksin AstraZeneca. Pemerintah ketiga negara mengatakan, sejauh ini tidak ada bukti terkait pembekuan darah. Usai pemberian vaksin AstraZeneca. Sehingga akan tetap melanjutkan pemberian terhadap warga. Sembari memantau kasus-kasus serupa dan hasil evaluasi lanjutan. “Kami akan melanjutkan vaksin. Kami melanjutkan peluncurannya dan tidak akan ada jeda untuk itu (pemberian vaksin),” kata Wakil Perdana Menteri Australia Michael McCormack kepada media di Melbourne. Senada, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga masih memberikan lampu hijau. Terkait penggunaan vasin AstraZeneca bagi petugas pelayanan publik dan lansia di Indonesia. “Masih diizinkan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang memiliki otoritas untuk menentukan,” kata Wiku, Jumat (12/3). Sementara itu, AstraZeneca selaku produsen berulang kali membantah laporan adanya efek pembekuan darah. Usai pemberian vaksin. Perusahaan yang berbasis di Inggris itu menekankan, data keamanan menunjukkan tidak ada bukti bahwa vaksin AstraZeneca meningkatkan risiko pembekuan darah. Tinjauan AstraZeneca ini mencakup lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Inggris dan Uni Eropa. “Peninjauan yang cermat terhadap semua data keamanan yang tersedia lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris dengan vaksin COVID-19 AstraZeneca tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau trombositopenia, dalam usia yang ditentukan. Kelompok, jenis kelamin, kelompok atau di negara tertentu,” seperti tertulis dalam pernyataan resmi. Perusahaan mengatakan, saat ini sedang melakukan pengujian tambahan antara mereka dan otoritas kesehatan Eropa (EMA). Sejauh ini, pengetesan ulang tidak menunjukkan kekhawatiran. Laporan keamanan bulanan ini akan dipublikasikan di situs web EMA pada minggu berikutnya. Laporan penghentian penggunaan vaksin AstraZeneca turut mengundang komentar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menegaskan, tidak ada alasan untuk berhenti menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Menurut WHO, kini komite penasihat vaksin sedang memeriksa data keamanan yang masuk. Organisasi itu menekankan, tidak ada hubungan sebab akibat antara vaksin dan pembekuan darah. “AstraZeneca adalah vaksin yang sangat baik. Seperti juga vaksin lain yang sedang digunakan,” kata juru bicara WHO Margaret Harris seperti dikutip dari AFP. Badan kesehatan PBB itu juga mengatakan, dari 260 juta dosis vaksin corona yang telah diberikan di seluruh dunia, belum ada kematian yang terkait dengan suntikan COVID-19. Selain WHO, sejumlah otoritas kesehatan di seluruh dunia bersikeras bahwa vaksin itu aman. Termasuk European Medicines Agency (EMA). “Ya, kita harus terus menggunakan vaksin AstraZeneca,” ujarnya. Namun dia menekankan, segala kekhawatiran tentang keselamatan harus diselidiki. (cnn/qn) Sumber: Dilema Negara Terkait Efek Pembekuan Darah Vaksin AstraZenecaCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: