OPD Balikpapan Teken Komitmen Bangun Kota Pintar

OPD Balikpapan Teken Komitmen Bangun Kota Pintar

Penandatanganan masing-masing OPD untuk membangun kota pintar berwawasan lingkungan. (Andri/ Diswaykaltim) Balikpapan, Diswaykaltim.com — Puluhan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Balikpapan, siap bersinergi membangun kota pintar atau smart city. Berwawasan lingkungan. Mereka membubuhi tanda tangan komitmen bersama mendukung pelaksanaan konsep itu, di Aula Kantor Walikota. Kamis (3/10/2019). Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Balikpapan Sutadi, menjelaskan langkah ini sebagai tindak lanjut. Dari keputusan Kemenkominfo. Yang menunjuk Balikpapan sebagai satu dari 100 kota, pengusung konsep smart city berbasis lingkungan. Sejak ditetapkan Kemenkominfo Mei 2019, Balikpapan melakukan bimbingan teknis tahap empat. Atau tahap penghujung, berupa laporan akhir dokumen masterplan smart city. Dilengkapi penandatanganan komitmen bersama tersebut. Artinya, kata Sutadi, masing-masing OPD sepakat untuk bersinergi. Membangun kota pintar berwawasan lingkungan. "Dokumen masterplan smart city dijadikan acuan Pemkot melaksanakan pemerintahan berbasis elektronik. Dan kegiatan terkait smart city," jelasnya. Sekretaris Daerah Kota Balikpapan Sayid Fadli, menerangkan, kota cerdas tak hanya teknologi maju. Kemajuan teknologi, tetap bergantung daya pikir manusia. Sepanjang manusia cerdas, lanjut Sayid, kebersihan bagus dan pelayanan bagus. "Maka segala sesuatu itu mengarah pada kecerdasan." Ia menambahkan, "Saya sering sampaikan, kita sebagai pemerintah kota harus memberi pelayanan terbaik ke masyarakat," katanya. Tak hanya soal memberi layanan cepat, baik dan tepat. Tetapi juga harus dibumbui dengan rasa. "Supaya pelayanan menjadi purna,” ujar Fadli. Konsep smart city berwawasan lingkungan, kata Fadli, cukup tepat untuk Balikpapan. Sedari awal berdirinya Balikpapan, telah komit menolak pengerukan batubara. Pemerintah kota juga komitmen membatasi pembukaan lahan. Bentuk komitmennya, hanya 48 persen yang boleh dibangun. Sedangkan 52 persennya harus area terbuka. Fadli menjelaskan, nantinya untuk pengangkutan sampah perlu disiapkan dump truk. Yang bisa mendeteksi volume sampah yang terangkut. Tanpa harus ditimbang di TPA. "Perlu memilah sampah basah dan kering. Kebijakan pemerintah sudah mengarah kepada lingkungan," ujarnya. (k/bom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: