Analisa IHSG Pekan Ini, Peluang Menguat Ditopang Optimisme Stimulus AS
Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Pasar di awal pekan ini akan diliputi optimisme paket stimulus fiskal besar Amerika Serikat (AS). Di tengah meningkatnya Yield US Treasury dan indeks dolar Amerika.
Analis Hans Kwee mengungkap bahwa meningkatnya minat aset berisiko. Akibat harapan pemulihan ekonomi global membuat pasar negara berkembang termasuk Indonesia masih mendapatkan momentum kenaikan. Percepatan proses vaksin dan penurunan kasus COVID-19 di Indonesia sangat penting untuk menekan sentimen negatif di pasar keuangan. “Sehingga IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6,018 sampai 5,825 dan resistance di level 6,179 sampai 6,269,” kata Hans Kwee, Senin (9/2) kemarin. Beberapa hal akan menjadi sentimen pasar saham pekan ini. Pertama, RUU stimulus fiskal COVID-19 AS senilai USD 1,9 triliun yang diusulkan pemerintahan Joe Biden mendapatkan momentum pada Jumat. Dewan Perwakilan Rakyat AS dikabarkan telah menyepakati persetujuan akhir pada besaran anggaran yang akan memungkinkan Partai Demokrat mendorong paket bantuan COVID-19 senilai USD 1,9 triliun melalui kongres. Paket ini memang mendapat tentangan politisi Partai Republik. Partai Republik telah mengusulkan paket stimulus fiskal yang lebih moderat senilai USD 618 miliar. Yang mencakup cek stimulus yang baru sebesar USD 1.000 per orang. Partai Demokrat di senat Amerika bersiap untuk mengambil suara, tanpa dukungan Partai Republik, untuk meloloskan proposal bantuan COVID-19 senilai USD 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden. Bila terjadi pemungutan suara di senat maka paket tersebut diperkirakan akan lolos karena posisi kedua partai seimbang. Sehingga keputusan akhir ada di tangan Wakil Presiden AS Kamala Harris. Paket fiskal AS yang besar telah menjadi sentimen positif penggerak pasar saham pekan lalu dan pekan depan. Kedua, indeks dolar berada dalam tren kenaikan akibat imbal hasil US Treasury jangka panjang yang menguat. Yield US Treasury jangka panjang menguat karena pelaku pasar memosisikan diri untuk paket bantuan pandemi jumbo dari Washington dan pasar tenaga kerja AS yang stabil. Kurva imbal hasil yang diamati menunjukkan perbedaan antara suku bunga jangka pendek dan jangka panjang. Kurva imbal hasil jangka panjang yang meningkat biasanya dipandang sebagai tanda positif untuk ekonomi jangka panjang di masa depan, pasar saham, dan pendapatan perusahaan. Sementara kurva yang mendatar adalah peringatan akan kemungkinan pelemahan ekonomi. Kemiringan kurva yield yang semakin tajam memberikan indikasi pesimisme tentang COVID-19 semakin berkurang akibat peluncuran vaksin. Rupiah terlihat cukup kuat karena minat pelaku pasar akan aset berisiko masih tinggi. Ketiga, kenaikan pasar saham Amerika Serikat juga di faktor kinerja pertumbuhan laba pada kuartal ke empat tahun 2020. Berdasarkan data refinitiv perusahaan yang tergabung di indeks S&P 500 rata-rata membukukan pertumbuhan laba untuk kuartal keempat tahun 2020. Hal ini berada di atas ekspektasi pelaku pasar yang memperkirakan keuntungan akan turun 10% karena pandemi. Dari laporan keuangan perusahaan S&P 500 yang sudah dikeluarkan 80% berhasil melampaui ekspektasi laba analis. Perusahaan teknologi bahkan 97% laporan kinerjanya mengalahkan proyeksi analis. “Data laporan keuangan masih akan menjadi salah satu sentimen utama pekan ini,” sebut Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee Keempat, kisruh aktivitas investor ritel yang tergabung di media sosial yang bergabung dalam forum WallStreetBets Reddit di bursa Wall Street pekan lalu mereda. GameStop yang sempat naik 400% terlihat di awal pekan mulai turun 30% dan 50%. Sehingga saham ini kehilangan setengah valuasinya. Saham AMC Entertainment juga terlihat turun pekan lalu. Kontrak berjangka untuk perak yang sempat naik satu hari terbesarnya dalam 11 tahun pada awal pekan juga mulai turun. Investor ritel terlihat mundur setelah perak naik mendekati level tertinggi 8 tahun akibat CME Group menaikan margin maintenance pada perak berjangka sebesar 17,9%. Postingan di forum Reddit juga mendorong trader untuk menjauhi perak. Penurunan perak bahkan lebih dari 10% dan merupakan penurunan terburuk sejak Agustus. Goldman Sachs mengatakan, short squeeze yang dipicu aksi beli itu adalah yang paling ekstrim dalam 25 tahun. Sehingga meredanya hal ini mendorong bursa kembali naik. Kelima, data menunjukkan order industri buatan Jerman mengalami penurunan lebih besar dari yang diperkirakan pada periode Desember. Data terakhir ini telah mengakhiri penguatan dalam 7 bulan beruntun. Data penjualan ritel Jerman juga di bawah perkiraan. Pelemahan data ekonomi Jerman terjadi karena dampak kebijakan lockdown ketat yang dilakukan di sejak pertengahan Desember untuk mengendalikan pandemi. Lockdown diyakini menekan demand dari negara-negara UE lainnya. Data ini mungkin akan menjadi gambaran umum terutama bagi negara-negara Uni Eropa. Bank Dunia sebelumnya telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun 2021 menjadi 4.0% dari sebelumnya: 4.2%. Proyeksi Bank Dunia untuk 2020 adalah -4.3%. “Asumsi pertumbuhan tahun 2021 bila peluncuran vaksin mampu tersebar dengan baik dan meluas sepanjang tahun 2021. Inilah salah satu faktor utama kenapa nilai tukar Euro cenderung melemah di awal tahun 2021 ini,” terangnya. Keenam, berita positif datang dari proses vaksin COVID-19. Badan Regulasi Produk Obat dan Perawatan Kesehatan Inggris (MHRA) menyatakan vaksin sudah disuntikkan kepada jutaan orang di Inggris dan sangat aman dengan efek samping ringan. Penilaian ini didasarkan pada laporan keamanan dari hampir tujuh juta dosis yang sudah diberikan hingga 24 Januari dengan mayoritas suntikan vaksin Pfizer/BioNTech. Beberapa reaksi atau efek samping terlihat ringan seperti sakit lengan atau penyakit mirip flu. Reaksi alergi yang parah terhadap vaksin Pfizer/BioNTech dapat terjadi tetapi sangat jarang antara satu dan dua kasus per 100.000 dosis yang diberikan. Data menunjukkan ada 143 orang meninggal di antara jutaan orang yang divaksinasi. Menurut MHRA hal ini tidak mengkhawatirkan. Vaksin yang aman membawa harapan proses vaksin bisa sukses. Ketujuh, dunia mulai menunjukan tren turun kasus COVID-19. Seiring dengan lockdown ketat yang dilakukan banyak negara. Amerika Serikat menunjukan tren turun tajam sejak awal 2021. Program vaksin Amerika Serikat juga cukup sukses dibandingkan Eropa dan dikabarkan telah melebihi jumlah orang yang terinfeksi virus COVID-19. Menurutnya, biar pun di Indonesia belum terlihat signifikan tetapi mulai terlihat tren penurunan daily new cases sejak awal Februari 2021. Kebijakan pemerintah pusat melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa–Bali mulai efektif pada periode kedua menekan kasus. Tetapi bila terus diperpanjang PPKM berpotensi menekan perekonomian sektor rill dan membatasi pemulihan ekonomi di tahun 2021. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerjasama untuk segera menurunkan daily new cases karena banyak negara lain dari awal tahun sudah berhasil melakukannya. Percepatan proses vaksin COVID-19 juga sangat penting dilakukan. “Bila kasus terus naik dan vaksin berlangsung lambat dikhawatirkan dana asing bisa bergerak keluar dari pasar keuangan Indonesia,” pungkas Hans Kwee. (fey/eny)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: