Jangan Ditutup-tutupi

Jangan Ditutup-tutupi

TANJUNG REDEB, DISWAY – PT Sumber Mitra Jaya (SMJ), diduga kurang kooperatif, lantaran tidak terbuka dalam menangani kasus penularan COVID-19 di wilayah kerjanya. Hal itu dibuktikan dengan salah satu karyawannya berinisial RNB (26) dengan kode Berau 2.361 meninggal akibat COVID-19.

Informasi beredar ada sekira 50 orang positif COVID-19, namun tidak pernah masuk rilis klaster dari PT SMJ. Termasuk yang meninggal. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau Iswahyudi mengatakan, RNB sendiri baru dirilis Minggu (31/1), dan meninggal Sabtu (30/1) sekira pukul 10.15 Wita. “Yang meninggal itu positif. Saya juga baru tau informasinya kalau dia itu dari PT SMJ,” ungkapknya kepada Disway Berau, Minggu (31/1). Lanjutnya, saat dinyatakan terkonfirmasi COVID-19, belum mengalami gejala berat. Hanya saja, diduga ada penyakit lain yang diidap korban, hingga membuat kondisinya memburuk dan meninggal. “Karena dia juga gemuk, atau ada komorbid juga karena obesitasnya,” terangnya. Ketika ditanya, apakah ada indikasi PT SMJ menghalangi upaya proses tracing karyawan, yang diindikasikan mengalami gejala COVID-19. Hal itu menurutnya bisa saja dilakukan. Sebab, pada waktu karyawannya diminta PCR, perusahaannya mungkin belum bersedia. “Karena satgas COVID-19 perusahaan, itu juga berada di bawah kendali manajemen perusahaan. Ya, tentu diharapkan, PT SMJ dapat bersifat kooperatif seperti perusahaan lainnya, dalam menangani COVID-19,” jelasnya. Ditegaskannya kepada PT SMJ, agar dapat memberikan informasi terbuka kepada tim Satgas COVID-19 Berau, melalui tim satgas perusahaan. Sehingga, dapat mengurangi risiko penularan COVID-19 lebih luas lagi di lingkungan kerja perusahaan. “Jangan coba menyelesaikan sendiri, apalagi sampai menutup diri yang membuat tim dari satgas kesulitan. Jika terjadi sesuatu, tetap harus koordinasi. Jadi penanganannya bisa cepat, jangan menunggu terjadi klaster. COVID-19 ini tidak bisa ditutup-tutupi,” paparnya. Ditanya, benarkah ada informasi yang menyebutkan cukup banyak karyawan PT SMJ yang terpapar COVID-19, selain pasien yang meninggal. Iswahyudi belum mengetahuinya. Namun, informasi yang diterimanya, ada beberapa karyawan dinyatakan positif. “Saya belum tahu jumlah total karyawan yang terpapar COVID-19 di PT SMJ. Yang jelas baru beberapa, dan juga belum bisa disebut klaster. Karena sulit mencari sumber penularannya mereka ini terpapar di mana saja,” ujarnya. Meski begitu, pihaknya terus berkoordinasi dengan tim satgas COVID-19 di PT SMJ, untuk melakukan tracing. Tidak menutup kemungkinan, masih ada karyawan terpapar melalui transmisi lokal atau yang pernah melakukan kontak erat dengan RNB, maupun karyawan lainnya yang sudah dinyatakan positif. “Itu masih dicari, jangan sampai semakin meluas. Tentunya harus didukung dari manajemen perusahaan,” katanya. Sejauh ini kata Dia, sudah ada dokter yang bertugas mengawasi, dan memantau kondisi karyawan perusahaan jika ada gejala yang mengarah kepada COVID-19. Bahkan, puskesmas yang berada di wilayah operasi PT SMJ juga melakukan pemantauan. “Kalau komunikasi puskesmas dan PT SMJ cukup bagus, dan tentu akan selalu dipantau,” terangnya. Sementara itu, Manajer HRD dan CSR PT SBE dan SMJ, Nancy Manangkot saat dikonfirmasi Disway Berau tidak ingin berkomentar banyak karena sedang berduka. “Kami sedang berduka ini. Kalau ada yang mau ditanyakan soal itu (COVID-19), tanya saja ke (pihak) rumah sakit ya,” tutupnya. */ZZA/APP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: