Intip Usaha Rumahan Piyama “Omah klambiku”, Raup Omzet Jutaan Kala Pandemi

Intip Usaha Rumahan Piyama “Omah klambiku”, Raup Omzet Jutaan Kala Pandemi

Kutim, Nomorsatukaltim.com - Semenjak adanya pandemi corona, usaha baju tidur seperti piyama menjadi laris manis. Karena lebih sering menghabiskan waktu di rumah, orang-orang sekarang lebih memilih mengenakan baju tidur. 

Penjual baju tidur yang merasakan dampak positif ini salah satunya adalah Erna Tri Wahyuni, pemilik usaha rumahan Omah Klambiku yang khusus menjual home dress rumahan seperti daster dan piyama. Wanita berparas cantik ini mengaku, pandemi corona justru membawa dampak positif terhadap bisnisnya. “Di mana masyarakat diharuskan untuk stay at home dan menghabiskan waktu serta melakukan aktivitas di rumah, otomatis banyak yang membutuhkan baju santai atau baju rumahan yang nyaman dipakai,” ujar Erna saat ditemui di rumahnya yang berada di Kawasan Perumahan Batubara. Erna pun menceritakan ide memulai usaha home dress yang khusus menjual daster maupun baju tidur lainnya. Awalnya ide berjualan itu muncul saat liburan ke Jogjakarta. Disana Erna melihat beberapa daster motif batik yang dicetak asli sehingga dia pun memanfaatkan peluang yang kebetulan bagasi untuk penerbangannya masih kosong. “Saat itu jatah bagasi anak saya kosong jadi mikir mau diisi apa ya. Pas jalan-jalan liat daster corak batik yang cetak asli awalnya belanja itu bawa balik ke Sangatta,” terang Erna. Dari awalnya jualan daster itu Erna kembali mendapat inspirasi untuk usaha produksi piyama wanita. Cerita bermula, saat Erna ada di rumah namun ketika ada urusan yang harus dikerjakan diluar rumah. Tak diduga, dari hasil pencariannya tersebut, terbesit ide untuk memanfaatkan kebutuhannya sendiri. Dia berpikir, mengapa tidak memanfaatkan kebutuhan tersebut sebagai pijakan untuk mulai berjualan pakaian yang nyaman bagi wanita? “Saat itu saya mikir bagaimana bikin pakaian yang nyaman bisa digunakan saat dirumah maupun saat kita tiba-tiba harus keluar jadi gak mesti ganti-ganti pakaian, meski tetap pakai daster tapi tetap modis,” tuturnya. Setelah itu, Erna pun mulai menjual produk sandang yang lebih menjangkau kebutuhan para perempuan yakni piyama. Piyama dipilih bukan tanpa alasan. Pelanggan Omah Klambiku di awal berdiri banyak yang curhat kesulitan menemukan piyama multifungsi. Mereka ingin memiliki piyama yang bisa dikenakan untuk, tidak hanya tidur, namun juga saat menerima tamu, berbelanja, hingga pergi ke kantor atau bersantai di kala libur. Alhasil, Erna pun membanting setir produksi dan mulai membuat piyama casual untuk wanita. Tak disangka, keputusannya mendapat sambutan baik. Alih-alih kehilangan pelanggan, jumlah pembeli produk mereka justru terus bertambah. “Karena pembeli makin banyak akhirnya kami sematkan brand Omah Klambiku Daster,” tutur ibu dua anak itu. Erna menyebutkan nama brand Omah Klambiku Daster itu diambil karena ada makna yang ingin disampaikan ke pelanggannya. “Sebenarnya gak muluk-muluk, hanya ingin mengajak pelanggan saya saat menggunakan produk saya bangga meski hanya memakai daster atau piyama tapi bangga mengatakan ini loh bajuku cuma daster tapi gak kalah kece loh,” ujarnya seraya tersenyum. Erna menambahkan dirinya fokus jualan ke home dress seperti daster dan piyama itu karena ingin mengubah mindset orang tentang pakaian daster. “Biasanya kan pikiran orang daster itu kolot, ndeso dan yang pakai hanya mbok-mbok tapi dengan memberikan kualitas, model dan motif yang beragam berangsur-angsur stigma daster yang melekat itu hilang, semua kalangan harus bangga pakai daster atau piyama,” ulasnya. Namun semakin berkembangnya usaha tetap ada kendala yang dihadapi sebagai pengusaha seperti dalam hal produksi maupun bertemu dengan pelanggan yang PHP. “Kalau kendala pasti ada juga, ntah itu dari pihak vendor untuk produksi maupun dari pelanggan yang biasa PHP tapi itu sudah biasa dijalani aja,” sebutnya. Istri dari Agung itu menyebutkan saat pandemi covid-19 mulai merebak justru menuai berkah. Sejak awal tahun, permintaan produk piyama makin banyak. Kondisi ini dimulai dari melonjaknya permintaan hingga terjual 200 piyama dalam sehari. Karena membludaknya pesanan, Erna mulai membenahi seluruh sistem produksi, distribusi, dan pelayanan pelanggan. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk fokus memproduksi piyama di salah satu pabrik pakaian (garmen) berkualitas ekspor. Keputusan tersebut menuai hasil positif. Kualitas produk yang meningkat membuat pesanan Omah Klambiku membludak. “Alhamdulillah omset juga ikut melonjak apalagi kalau sehari terjual 200 pcs piyama. Disyukuri apalagi ditengah pandemi begini masih bisa hasilkan omset jutaan perbulan,” pungkas. (Oke/sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: