Minat Kuliah Tahun Ini Berkurang
Samarinda, nomorsatukaltim.com– Efek pandemi berbuntut panjang. Ekonomi menurun. Minat kuliah berkurang. Alhasil, penerimaan calon mahasiswa ikut berkurang. Pendapatan kampus ikut berdampak.
Senin (16/11/2020), Disway Kaltim mewawancara Direktur Politeknik Pertanian Samarinda, Hamka. Ia mengakui. Calon mahasiswa berkurang sejak pandemi. Hamka tentu mengeluh. "Pandemi memang menjadi problem hampir di setiap perguruan tinggi. Di mana penerimaan mahasiswa baru mengalami penurunan peminat 10-30 persen," ungkap sosok berkaca mata itu. Faktor finansial keluarga atau orang tua melemah. Menyebabkan banyak calon mahasiswa tidak dapat melanjutkan kuliah. Sebagian bahkan menunggu tahun depan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi katanya. Memang masih ada yang mampu secara finansial. Tapi ada ganjalann. Calon mahasiswa terutama yang jauh memilih berkuliah di dekat tempat tinggal mereka. Pertimbangan kedua mencari kampus dengan biaya SPP lebih murah. Sehingga opsinya menjadi dua. Cari yang biaya SPP murah dan dekat dengan tempat tinggal. Hamka membeber pada 2019 kampus menerima mahasiswa baru sebanyak 484 orang. Dengan daya tampung sebanyak 551 orang. Sementara di 2020, Politani hanya menerima berkas calon mahasiswa yang mendaftar ulang sebanyak 409 orang. Padahal, kampus yang fokus pada bidang pertanian ini, sudah meningkatkan kapasitas daya tampung atau quota penerimaan menjadi 600 orang. Penurunan kuantitas pendaftar sangat berpengaruh pada keuangan perguruan tinggi itu. Sebab SPP mahasiswa adalah sumber pendanaan bagi perguruan tinggi. "SPP menjadi PNBP (pendapatan negara bukan pajak) inilah yg menjadi biaya operasional di perguruan tinggi," jelasnya. Cara Politani mengakalinya ialah dengan mendesain Uang Kuliah Tunggal (UKT) se-ringan mungkin. SPP-UKT dipungit berdasarkan kemampuan orang tua mahasiswa. Untung masih ada beasiswa Bidikmisi dan Kartu Indonesia Pintar (KIP Kuliah). Sehingga sedikit meringankan beban mahasiswa. Kendati demikian, ia melanjutkan, proses pembelajaran tetap diupayakan memberikan yang terbaik. Untuk diketahui, UKT program Diploma 3 (D3) di Politani, dipatok Rp 0 - Rp 1,5 juta tiap semester, tergantung golongan. Sementara Diploma 4 dan Strata 1 (D4/S1) UKT dibanderol Rp 500 ribu - Rp 3,5 juta. "Setidaknya kami membantu anak Indonesia untuk berkuliah. Faktor biaya kita bisa negosiasikan. Yang penting mereka bisa kuliah itu yang penting," tutup Hamka. Di kampus Politeknik Samarinda (Polnes) kondisinya sedikit berbeda. Kampus ini menerima berkas pendaftaran mahasiswa baru 2020 lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, Direktur Polnes menyebut justru terjadi penurunan. Tahun ini perguruan tinggi yang dipimpinnya itu menerima mahasiswa baru sebanyak 1.570 orang. Dari 5.800 pendaftar untuk semua jalur test. Ramli menuturkan, selain jumlah penerimaan mahasiswa baru yang tidak meningkat siginifikan, keadaan ini juga berimplikasi pada pendapatan perguruan tinggi. Kendati pengelolaan keuangan masih cukup stabil dengan melakukan sejumlah re-focusing penggunaan anggaran. "Keuangan agak tersendat dari pembayaran SPP," ucap Ramli. Di satu sisi, kampus juga mesti membuat kebijakan meringankan beban SPP. Untuk menambal kekurangan dari bantuan pemerintah kepada mahasiswa dari keluarga terdampak. Untuk mengatasinya, Polnes mesti menentukan skala prioritas belanja kebutuhan pelayanan pendidikan. (das/boy)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: