Narkoba, Candu di Kala Pandemi

Narkoba, Candu di Kala Pandemi

Narkoba membuat pemakainya menjadi candu. Karena sifat candunya ini, permintaan barang haram tersebut terus meninggi. Apalagi di masa pandemi. Bukannya pintar-pintar menjaga diri, justru menjerumuskan diri ke “bisnis” ini.

nomorsatukaltim.com - PENANGKAPAN para pemakai, pengedar, bahkan bandar narkoba tak serta merta menyurutkan kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang ini. Jumlahnya bahkan makin melejit. Lebih mengejutkan lagi, di masa pandemi COVID-19. Sepanjang sembilan bulan (Februari-Oktober), angka perederan narkoba meningkat tajam. Sabu-sabu misalnya, menyentuh 88,6 kilogram yang disita kepolisian. Pil ekstasi, mencapai 2.977 butir. Ganja, seberat 1,1 kilogram. Dan obat-obatan daftar G atau yang memiliki efek seperti narkoba seperti pil dobel L (LL) dan Yurindo, sebanyak 116.572 butir. Angka pengungkapan kasusnya juga meningkat pesat. Dari 796 kasus pengungkapan, 980 tersangka diringkus polisi. Mirisnya, usia terendah berada di umur 16 tahun. Yang tertinggi, 45 tahun. Angka-angka di atas belum termasuk dari Operasi Antik. Demikian data yang dihimpun dari Polda Kaltim kepada media ini. Data tersebut belum termasuk data dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltim. Media ini berupaya menghimpun data dari BNNP, namun masih enggan dibuka hingga akhir tahun nanti. “Nanti saja saat akhir tahun, pasti dibuka semua,” ujar Djoko Purnomo, Kabid Pemberantasan BNNP Kaltim dijumpai di kantornya, Kamis (5/11/2020). Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Ade Yaya Suryana sempat mengatakan, selama masa pandemi COVID-19 ini, banyak bandar yang memanfaatkan momen sepinya jalan raya. Tidak hanya itu, mereka yang coba-coba memasukkan barang haram ini ke Kaltim, menganggap jika petugas akan lengah. "Sejumlah pengungkapan besar berhasil kita ungkap saat awal-awal masa pandemi. Itu di jalur Bontang-Samarinda. Juga ada beberapa kasus di Samarinda dan Balikpapan," ujarnya kepada Disway-Nomor Satu Kaltim. Bahkan sebut Ade, jumlah ungkapan selama COVID-19 dibandingkan saat bukan masa pandemi, meningkat signifikan. Padahal pandemi ini dimulai Februari hingga saat ini. "Mereka sepertinya memanfaatkan masa pandemi. Karena mungkin dianggap kita lengah. Padahal kita tetap bekerja dan memantau jalur-jalur yang kita anggap rawan terhadap narkoba ini," jelasnya. Terpisah, Dir Resnarkoba Polda Kaltim Budi Santoso menerangkan, perang terhadap narkoba tak akan ada habisnya. Untuk itu pihknya akan terus berupaya menyelamatkan generasi bangsa, khususnya di Kalitim. Baca juga: BNNP Kaltim Tetapkan Desa Teluk Dalam Contoh Penanggulangan Narkoba Barang haram yang banyak diungkap, mayoritas banyak masuk melalui luar negeri, sebut saja negara Malaysia, Singapura bahkan Vietnam. Jalur-jalur tikus di perbatasan pun disebut-sebut sebagai “jalur surga” bandar. Karena topograpinya yang masih sulit dideteksi, serta luasnya jalan dan terbatasnya jumlah personel membuat petugas dan pelaku kucing-kucingan. "Tapi hal itu tak mengendorkan semangat kita untuk berusaha mencegah peredaran sabu ini di Kaltim. Polda Kaltim saat ini sudah berhasil menggagalkan banyak jenis narkoba, artinya kita bisa menyelamatkan ribuan generasi muda dari bahaya narkoba ini," ujarnya. Lanjut Budi, pemasok atau bandar narkoba ini bisa diidentifikasi asalnya, jika melihat dari paket yang masuk ke Kaltim. "Kita beberapa kali menangkap sabu yang kemasannya sama. Artinya kan ini dari pemasok yang sama juga. Kita berupaya menangkap hingga akarnya," tambahnya. Disinggung keterlibatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas ataupun Rutan, Budi menyebutkan bisa saja terjadi. Namun sejauh ini hal tersebut kecil kemungkinannya. Baca juga: Tersangka Narkoba ‘Bernyanyi’, Sebut Ada Bandar Sabu di Dalam Rutan "Bisa saja, tapi kan hingga saat ini belum terbukti. Tapi jika ada pun kami siap melaksanakan tugas kita," ujarnya. Media ini kemudian mengunjungi Rutan Kelas IIB Balikpapan, dan menjumpai Kepala Rutan, Sopiana. Dirinya mengakui jika hal-hal yang dimaksud bisa saja terjadi. Namun sejak dirinya menginjakkan kaki di Rutan Kelas IIB Balikpapan, semua harus dihentikannya. Langkah tersebut pun ia buktikan, dengan berulang kali merazia seluruh WBP dan ruangan tahanannya. Alhasil, sejumlah ponsel biasa hingga ponsel pintar berhasil ditemukan. Barang bukti itu langsung dimusnahkan dengan cara dibakar. "Sudah kita lakukan penindakan kan beberapa waktu lalu, di mana HP yang kita temukan di kamar mereka kita musnahkan. Dan ini akan terus saya lakukan," jelasnya. (aaa/bom/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: