Biliar, Olahraga Prestasi Rasa Hiburan
*
SIAPKAN VENUE TERBESAR SE-KALIMANTAN
Di Balikpapan, kondisinya berbeda. Jika di Samarinda KONI dan POBSI-nya masih berupaya bisa menggunakan rumah biliar kapan saja untuk atletnya. Di Balikpapan hal itu sudah terwujud.
Ketika pandemi ini. Saat rumah biliar juga diharuskan tutup oleh pemerintah. Atlet biliar Balikpapan tetap bisa menggunakan rumah biliar untuk berlatih.
Pengkot POBSI Balikpapan meminta klub biliar yang sudah masuk struktur POBSI. Untuk terus berlatih di rumah biliar. Tapi pengkhususan ini tetap disertai syarat. Yakni hanya untuk atlet klub biliar binaan POBSI. Dan harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Langkah ini dinilai efektif oleh Ketua Pengkot POBSI Balikpapan, Raymond Nirwan. Ya, walau selama pandemi atlet biliar tak bisa mengikuti kejuaraan. Tapi setidaknya mereka tidak kehilangan sentuhan bola.
POBSI Balikpapan mengambil langkah ini karena mereka ingin konsen pada gelaran Porprob VII Kaltim tahun 2022 di Berau nanti. Balikpapan mengincar empat emas. Tapi harapannya bisa lebih.
Raymond sendiri memiliki rumah biliar di Balikpapan. R-AnD namanya. Memiliki 21 meja. Mulai dari kategori pool, snooker, dan caroom. Rumah biliar ini digadang-gadang adalah yang terbesar di Kalimantan.
"Pastinya atlet juga akan diprioritaskan. Tanpa dipungut biaya sepeser pun. Venue baru ini bisa jadi tempat pemusatan latihan atlet. Belum ada di Kalimantan sebesar ini," kata Raymond.
Rumah biliar yang berada di area Pasar Segar Balikpapan itu pun sudah 50 persen pengerjaannya. Semua kelengkapan langsung didatangi dari luar kota. Terkait nilainya Raymond enggan membocorkan.
"Yang jelas besar lah ya untuk biaya membangun venue ini," katanya.
Balikpapan pun termasuk daerah yang menjadi barometer cabor biliar. Satu atlet Balikpapan Stanley bakal berlaga di PON XX Papua tahun depan membela Bumi Etam. Tentunya keberadaan venue tersebut sebagai upaya agar regenerasi atlet berjalan.
"Pasti harus ada penerusnya Stanley ini. Supaya tidak terputus," tegasnya.
Awal tahun depan, venue tersebut rencananya akan dijadikan tempat menggelar kejuaraan internasional. Hitung-hitung sebagai pengganti event besar yang terlewat pada April lalu karena pandemi COVID-19.
Kejuaraan berhadiah total Rp 300 juta itu turut menarik minat klub biliar dari sejumlah negara. Filipina, Thailand, dan Singapura sudah bilang akan ambil bagian.
Terlepas dari itu semua, perkara citra olahraga biliar harus jadi perhatian serius dan berkelanjutan. Karena pada kenyataannya, pengakuan secara de facto dan de jure bahwa biliar adalah olahraga prestasi. Belum benar-benar terjadi di lapangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: