Biliar, Olahraga Prestasi Rasa Hiburan
Biasanya dalam 1 rumah biliar, terdapat 3 sampai 4 klub. Yang berlatih bergantian atau berbarengan.
“Maka kita perlu sebuah regulasi yang nantinya bisa kita rekomendasikan. Artinya setiap rumah biliar yang ditempati oleh klub biliar memasang papan nama; Di sini menaungi klub ini,” lanjut Dandri.
Sehingga dari situ, rumah biliar bisa diidentifikasi. Dan diperbolehkan buka setiap waktu. Bahkan pada momen di mana seluruh tempat hiburan harus tutup. Tapi ya itu, hanya dikhususkan untuk atlet saja.
Pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) KONI Samarinda akhir November nanti. Keseriusan POBSI mengawal isu ini akan masuk dalam agenda utama RAT. Artinya KONI Samarinda ingin setidaknya tahun depan sengkarut masalah di olahraga biliar ini bisa klir.
“Jadi ini memang harus dikerjakan bersama-sama,” harapnya.
Sebagai ancang-ancang perubahan. KONI Samarinda telah memasukkan agenda perubahan citra biliar. Dari olahraga hiburan menjadi olahraga prestasi sungguhan –bukan hanya secara legalitas-. Mereka sudah memasukkan wacana ini dalam usulan Perda Olahraga yang diusulkan ke DPRD Kota Samarinda beberapa waktu lalu.
Item ini melengkapi usulan utama mengenai kesejahteraan pelaku olahraga dan beberapa hal pokok lainnya.
Lebih lanjut, Samarinda nantinya akan mengirim 3 atlet biliar terbaik mereka untuk ajang PON XX Papua 2021 nanti. Dan fun fact-nya, ketiga atlet itu berasal dari klub biliar.
Artinya keberadaan klub biliar sangat penting untuk mencetak atlet berbakat. Dari pembinaan di level klub, kejuaraan antar klub, bibit-bibit unggul itu bisa terlihat kapasitasnya. Bisa masuk radar POBSI dan KONI untuk selanjutnya diberikan pembinaan lebih intens. Dipersiapkan untuk mewakili daerah di ajang multi event.
Ya, sama seperti sepak bola lah. Pemain tim nasional diisi oleh pemain terbaik dari beberapa klub yang berlaga di kompetisi Liga Indonesia. Bukan pemain yang sejak awal dibina oleh negara dan secara terus-terusan dalam Pelatnas.
Maka kebutuhan klub biliar harus diakomodir dengan baik. Biar sama-sama enak saja gitu lho.
Disinggung apakah olahraga biliar ke depan bakal melakukan ekspansi ke sekolah-sekolah. Dandri tak menjawab pasti. Ia merasa bukan tupoksi KONI melakukan itu. Ia lebih mempercayakan POBSI soal perekrutan dan pembinaan atlet muda.
Yang jelas saat ini KONI Samarinda sedang memperjuangkan hal-hal yang sekiranya bisa memudahkan langkah POBSI dan klub-klub biliar itu. Tak lupa juga, para pemilik rumah biliarnya.
“Saya secara pribadi malah setuju olahraga ini nantinya bisa berbasis binsis. Sains business sports itu bagus lho. Dengan SKOI atau sekolah khusus biliar.”
“Percayalah ini adalah kepentingan kita bersama. Kalau citra biliar sudah jadi olahraga prestasi, maka akan semakin banyak orang yang berani bergabung ke biliar. Dan itu bagus untuk pembinaan klub,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: