Biografi Penjaga Dua Kota Suci

Biografi Penjaga Dua Kota Suci

Riyadh, nomorsatukaltim.com - Naik takhta sejak 23 Januari 2015, Salman bin Abdulaziz Al-Saud, menjadi raja ketujuh dalam pemerintahan Arab Saudi. Sebagai raja, Salman menyandang gelar Penjaga Dua Kota Suci. Dia menggantikan raja sebelumnya, sekaligus kakak tirinya, Abdullah, setelah raja yang menjabat sejak 2005 itu mangkat.

Salman adalah putra dari raja pertama Saudi, Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al-Saud, atau yang lebih dikenal sebagai Ibnu Saud. Lahir di tengah keluarga kerajaan, Salman telah dipersiapkan untuk menjadi seorang pemimpin sedari kecil.

Salman lahir pada 31 Desember 1935. Dia diyakini sebagai anak ke-25 dari Raja Ibnu Saud dengan Putri Hassa binti Ahmad Al-Sudairi. Ia memiliki 6 saudara kandung, yang bersama mereka kemudian dikenal sebagai Sudairi Seven.

Tak banyak yang diketahui mengenai masa kecil Raja Salman. Selain dia dibesarkan di Istana Murabba di Riyadh, salah satu bangunan bersejarah di ibu kota Saudi yang memiliki luas hingga 16 hektare. Sebagai seorang putra raja, Salman menjalani pendidikan di sekolah khusus pangeran di Riyadh yang didirikan khusus oleh Raja Ibnu Saud. Untuk menyediakan pendidikan bagi putra-putrinya.

Di sekolah khusus itu, para keturunan keluarga kerajaan, termasuk Salman, memperoleh pendidikan mulai dari agama, ilmu pengetahuan modern, hingga ilmu pemerintahan.

MEMASUKI PEMERINTAHAN

Sebagai keluarga kerajaan, Salman telah memulai memasuki dunia pemerintahan Saudi sejak masih berusia remaja. Di usia 19 tahun, tepatnya 17 Maret 1954, dia ditunjuk menjadi wakil gubernur Provinsi Riyadh. Jabatan itu ditempatinya selama sekitar 1 tahun.

Pada 5 Februari 1963, Salman ditunjuk untuk menjabat sebagai gubenur Provinsi Riyadh. Posisi itu ditempatinya selama lebih dari 48 tahun. Selama mengemban amanat sebagai gubernur Riyadh, Salman telah berhasil mengubah ibu kota kerajaan menjadi sebuah kota metropolis.

Selain itu, Salman telah berperan dalam mempererat hubungan kerja sama antara Saudi dengan sejumlah negara di kawasan Arab: Kuwait, Bahrain, dan Qatar.

Pada 5 November 2011, Salman dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil Kedua Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Arab Saudi. Dia juga dimasukkan sebagai anggota Dewan Keamanan Nasional (NSC) pada hari yang sama.

Pengalaman Salman dalam menjalin hubungan internasional, termasuk dengan negara-negara Barat, selama menjabat sebagai gubernur Riyadh, turut menjadi pertimbangan pengangkatannya selaku menteri pertahanan.

Selaku Menteri Pertahanan, Salman melanjutkan kebijakan kerajaan dalam mengintervensi situasi di Bahrain yang tengah diguncang gerakan anti-pemerintahan.

Sebagai pemimpin sektor pertahanan, Salman turut meningkatkan kekuatan pertahanan Saudi. Selama dijabat olehnya, pada 2013, pengeluaran kerajaan Saudi di bidang militer mengalami peningkatan yang luar biasa. Hingga mencapai 67 miliar dolar AS.

Salman juga yang kemudian memimpin militer Saudi. Untuk bergabung dengan AS dan negara Arab lainnya. Mereka membentuk koalisi. Untuk melawan organisasi teroris ISIS di Irak dan Suriah pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: