Bikin Pusing, APBD 2021 Balikpapan Diprediksi Merosot Rp 2,5 Triliun

Bikin Pusing, APBD 2021 Balikpapan Diprediksi Merosot Rp 2,5 Triliun

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Pembahasan APBD 2021 Balikpapan berlanjut. Nilainya diprediksi merosot menjadi Rp 2,5 triliun. Dari prediksi sebelumnya sekitar Rp 2,5 triliun. Atau turun Rp 1,9 triliun.

"Itu belum DAK, bankeu dan bantuan-bantuan yang lain," ujar Ketua DPRD Balikpapan Abdulloh, usai mendengar nota penjelasan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Jumat (25/9/2020).

Menurutnya, khusus untuk bantuan dari provinsi yang akan masuk dalam APBD 2021 masih belum mendapat gambaran yang jelas. Sebab kondisi pandemi yang belum teratasi berimbas pada perekonomian.

"Walaupun DAK, bankeu itu masuk dalam postur APBD, tapi realisasinya kita masih belum pasti. Tapi biasanya menjelang penetapan kita sudah dapatkan angkanya, baru bisa kita masukkan," jelasnya.

Berkaca dari bankeu dan Dana Bagi Hasil (DBH) tahun 2020 yang dipangkas sampai dengan 61 persen. Maka kemungkinannya bantuan serupa di tahun depan juga sama. Menyusut.

"Rp 2,5 triliun itu bicara sebelum COVID. Sedangkan APBD-P kemarin turun drastis. Rencana pendapatan di tahun 2020 (targetnya) sekitar Rp 716 miliar turun menjadi sekitar Rp 400 miliar," urainya.

Begitu juga dengan penyusunan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2021. Ikut menyesuaikan pencapaian pendapatan tahun ini.

"Kita melihat frekuensi ekonomi semakin melemah. Sehingga kami tidak bisa mengacu (target PAD) tahun lalu. Tapi mengacu pada kondisi setelah adanya COVID-19," ungkapnya lagi.

Sehingga PAD tahun depan hanya ditergetkan diangka Rp 400 miliar sampai 600 miliar saja. "Yah sekitar itu kalau tercapai sudah luar biasa," imbuhnya.

Abdulloh menambahkan pemkot dan DPRD Balikpapan akan berusaha agar pelaku ekonomi bisa tetap semangat, dan produktif di tengah pandemi.  Legislator Fraksi Golkar itu menyebut penyusunan APBD 2021 tetap mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Beberapa fokus prioritasnya masih sama. Seperti sektor kesehatan dan pendidikan.

Namun pemkot harus segera mengubah prioritasnya dengan menambahkan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi.

"Kalau (penangan) banjir, may be yes, may be no. Tetap ditangani tapi tidak maksimal," ungkapnya.

Sekarang fokusnya adalah penanganan COVID-19. Bagaimana agar pandemi yang semakin merajalela bisa ditangani. Dengan memberikan perhatian lebih pada rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

"Begitu juga fokus RPJMD yang baru (walikota selanjutnya) maupun visi misi harus dikaitkan dengan pemulihan ekonomi, penanganan COVID, dan sebagainya," urai Abdulloh.

Diketahui, ABPD Balikpapan sebelumnya pernah menyusut. Pada 2015 senilai Rp 3,2 triliun menjadi 2,4 triliun. Kemudian naik lagi pada 2017 menjadi Rp 1,8 triliun. Sementara 2018 senilai Rp 2,2 triliun, 2019 Rp 2,4 triliun dan 2020 Rp 2,7 triliun. (ryn/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: