Tetap Optimistis Usung AYL-Suko

Tetap Optimistis Usung AYL-Suko

Ketua Desk Pilkada dari DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kukar Haidir. (Dok. nomorsatukaltim)

Kukar, nomorsatukaltim.com – Ketua Desk Pilkada dari DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kukar Haidir mengaku tetap optimistis. Dapat mengusung pasangan calon (paslon) Awang Yacoub Luthman (AYL)-Suko Buono di Pilkada Kukar.

Menurut dia, sejak awal pihaknya sudah mengantongi dukungan dari PKB dan PAN. Dua partai tersebut memiliki 10 kursi di DPRD Kukar. Sehingga memenuhi persyaratan untuk mendaftarkan AYL-Suko di KPU.

“Kemudian kita melihat ada dukungan dari masyarakat. Figur yang kita dorong adalah figur-figur yang kompetitif. Seandainya figur yang kita dorong ini tidak kompetitif, maka kita tidak mau bersusah payah,” katanya, Rabu (2/9).

Haidir memaparkan bukti dukungan yang tinggi dari masyarakat terhadap AYL-Suko. Salah satunya, pasangan calon lain berusaha memborong semua parpol.

“Ini menunjukkan apa? Pasangan lain seolah-olah tidak berani berkompetisi secara riil dalam proses pemilihan. Lebih berani mengondisikan seluruh partai bertarung di penyiapan parahu ketimbang bersaing dalam pelayaran di lautan,” ujarnya.

“Pihak-pihak lain tidak berani bertarung secara langsung. Apalagi ini ada potensi head to head. Sehingga mereka lebih berani berhadapan dengan kotak kosong daripada berhadapan dengan pasangan Awang Yacoub dan Suko Buono,” lanjut Haidir.

Selain itu, ia beralasan, pasangan AYL-Suko memiliki visi dan misi yang bisa memajukan masyarakat Kukar. Hal ini menjadi alasan utama bagi PKB mengusung paslon tersebut.

Kata dia, visi dan misi menjadi tolak ukur utama bagi paslon untuk didukung di pilkada. Karena itu, Haidir menyakini paslon tersebut akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Kukar.

“Kita menyodorkan calon pemimpin yang insyaallah akan memberikan perubahan-perubahan yang lebih baik bagi masyarakat. Hari ini kita ingin memilih pemimpin. Bukan mendorong orang yang akan memenangkan pertarungan,” jelasnya.

Ia menegaskan, paslon yang diusung di pilkada bukan dilihat dari isi tas (finansial). Tapi pengalaman, kompetensi, dan visi untuk masa depan masyarakat. “Saya meyakini PAN juga punya pandangan yang sama soal ini,” sebutnya.

Disinggung kemungkinan munculnya satu paslon di Pilkada Kukar, Haidir mengatakan, fenomena itu justru bakal merugikan masyarakat.

Pemilih hanya akan diberikan satu pilihan. Masyarakat diminta memberikan perbandingan dan penilaian. Padahal yang mencalonkan diri di pilkada hanya satu paslon.

“Inilah demokrasi yang paling rendah. Sehingga undang-undang dan PKPU menempatkan aturan paslon melawan kotak kosong itu di posisi paling bawah dalam proses demokrasi,” jelasnya.

Menurut dia, munculnya dua atau lebih paslon memberikan alternatif bagi masyarakat untuk memilah dan memilih pemimpin daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: