Hanya China dan Vietnam yang Tahan Badai Ekonomi
Jakarta, nomorsatukaltim.com - Hingga pertengahan Agustus 2020, sebanyak 10 negara telah mengalami resesi sebagai dampak dari pandemi virus corona. Banyak pula negara yang terancam mengalami resesi karena pertumbuhan ekonominya yang minus.
Sepuluh negara yang mengalami resesi adalah Jepang, Filipina, AS, Jerman, Perancis, Italia, Korea Selatan, Hong Kong, Inggris, dan Singapura.
Ancaman virus corona memang tak hanya mengintai sistem kesehatan masyarakat. Tetapi juga ekonomi global. Namun, di tengah ancaman resesi itu, ada dua negara yang masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi: China dan Vietnam.
China mengalami penurunan ekonomi tajam dalam tiga bulan pertama tahun ini selama penguncian akibat virus corona. Namun, pada 16 Juli 2020, angka pertumbuhan ekonomi China yang dirilis pada Juli 2020 menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) China kembali tumbuh selama April hingga Juni.
Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan para ahli dan mengarah ke pemulihan berbentuk V: penurunan tajam yang diikuti dengan pemulihan yang cepat. Hal ini juga berarti China menghindari resesi teknis, yang ditandai sebagai dua periode pertumbuhan negatif berturut-turut.
Pertumbuhan kembali itu mengikuti penurunan tajam 6,8 persen pada kuartal pertama tahun ini. Ini menjadi kontraksi terbesar sejak pencatatan PDB kuartalan dimulai.
Pada periode itu, pabrik dan bisnis negara ditutup seiring penguncian ketat yang diterapkan guna mengendalikan COVID-19. Pemerintah telah melakukan serangkaian tindakan untuk membantu meningkatkan ekonomi. Termasuk keringanan pajak.
Pada Mei, China mengumumkan tidak akan menetapkan target pertumbuhan ekonomi untuk 2020. Karena menghadapi dampak dari pandemi virus korona. Ini adalah pertama kalinya Negeri Panda tidak memiliki target sejak 1990 ketika pencatatan dimulai. Menurut data statistika nasional, selama enam bulan pertama tahun ini, ekonomi China turun 1,6 persen.
Sementara itu, Vietnam menjadi perbincangan dunia setelah kesuksesannya dalam mengendalikan virus corona. Kesuksesan itu juga menghindarkan Vietnam dari jurang resesi setelah mengalai pertumbuhan ekonomi 0,36 persen pada kuartal kedua.
Meski demikian, tingkat pertumbuhan terbaru adalah yang terendah sejak pencatatan kuartalan dimulai di Vietnam 30 tahun lalu. “Perkembangan pandemi COVID-19 yang rumit telah meninggalkan dampak negatif pada semua aspek sosial ekonomi,” kata Kantor Statistik Umum (GSO) pada 29 Juni 2020.
Untuk mencapai target tahunan sebesar 6,8 persen, Vietnam memerlukan pertumbuhan hingga 10 persen pada paruh kedua tahun ini. Sektor jasa pada kuartal kedua mengalami kontraksi 1,76 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan sektor industri naik 1,38 persen dan sektor pertanian naik 1,72 persen. (kmp/qn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: