Menanti Ekonomi Berseri Kembali

Menanti Ekonomi Berseri Kembali

Perbedaan pendapat soal resesi atau belum atas laporan Badan Pusat Statistik (BPS) hendaknya tidak melupakan esensi. Bahwa Kalimantan Timur saat ini sedang mengalami krisis. Pemutusan hubungan kerja (PHK) sudah terjadi. Sejumlah sektor bisnis macet. Angka pertumbuhan ekonomi minus 5,46 persen.

“Perbedaan soal istilah itu sama sekali tidak penting untuk diperdebatkan. Yang jelas saat ini kita sedang (mengalami) krisis,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim, Slamet Brotosiswoyo, Ahad (9/8).

Karena itu, yang diperlukan ialah bagaimana pemerintah segera bertindak mengatasi krisis. Kebijakan soal relaksasi aktivitas ekonomi, pemberian subsidi dan bantuan sosial, hendaknya langsung dieksekusi.

“Kalau memang ada stimulus atau bantuan, segera dicairkan, supaya ekonomi lekas jalan,” ujarnya. Para pengusaha berharap insentif pajak yang dijanjikan langsung diterapkan. Begitupula dukungan perbankan terkait tunggakan pinjaman atau bunga bank. Serta keringanan pembayaran listrik dan air bersih. 

Kantor Perwakilan Bank Indonesi Kaltim mencatat sampai bulan Mei 2020, ada 22.043 pekerja di PHK. Sebanyak 23.628 lainnya dirumahkan. Dengan jumlah ini, Bumi Etam menempati urutan kelima tingkat PHK di Indonesia, dan peringkat ke sepuluh untuk pekerja yang dirumahkan.

Provinsi dengan PHK terbanyak ada di Jawa Barat (107.398), Jawa Tengah (47.266), Jawa Timur (44.441), DKI Jakarta (39.868), lalu Kaltim. Sedangkan daerah dengan tingkat karyawan dirumahkan terbesar ditempati DKI Jakarta (247.760), Jawa Barat (162.315), Jawa Tengah (159.691), lalu Jawa Timur (87.557). Disusul Bali, Banten, Sumatera Utara, Riau, DI Yogyakarta, dan kesepuluh Kaltim.

Selain pemutusan hubungan kerja, ekonomi juga terpukul dengan ragam persoalan yang dialami sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Setidaknya ada lima masalah yang ditemukan, yakni penurunan penjualan (71,15%), penurunan harga jual (35,26%), penurunan pasokan bahan baku (46,79%), pemutusan hubungan kerja (37,82%), dan kesulitan membayar cicilan (63,37%).

“Meski mengalami tekanan, survei BI kepada UMKM binaan dalam tiga periode yang berbeda menunjukkan tren perbaikan,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim, Tutuk Setya Hadi Cahyono. Karena itu, Tutuk meyakini Kaltim pada Kuartal III akan tumbuh.  

Ia salah satu penganut teori resesi dengan pertumbuhan ekonomi minus dua  kali berturut-turut. “Triwulan I kita positif. Hanya Triwulan II negatif, dan kami meyakini kuartal 3 akan tumbuh. Jadi tidak akan resesi.”

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Balikpapan, Rudi Prabowo punya cara supaya kita bertahan di tengah krisis ekonomi akibat pandemi ini. Yang pertama, kata dia,  kesehatan merupakan prioritas utama, karena itu harus dijaga. “Kedua, harus berpikir cerdas dan bertindak cerdas. artinya jangan gegabah atau tergesa-gesa dalam memilih bisnis maupun penggunaan uang agar tepat sasaran,” katanya.

Selanjutnya, berhemat. Dan terakhir jeli melihat peluang usaha yang minim modal. Baik peluang usaha yang sifatnya offline maupun online yang saat ini juga mulai menjamur.

Rudi Prabowo menilai saat ini pemerintah melalui program-program bantuan sosial berusaha menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi tersebut. “Namun disayangkan program tersebut belum tepat sasaran dan penyalurannya juga sangat lambat. Jadi belum memenuhi target,” kata pengusaha konstruksi ini.

Sementara Juliansyah Roy, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, pelaku usaha, mau tidak mau harus mulai memanfaatkan teknologi informasi. “Misalnya kalau selama ini pemasaran secara langsung, maka sekarang harus melakukan pemasaran melalui jaringan internet,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: