Prahara dan Duka Masyarakat Lebanon

Prahara dan Duka Masyarakat Lebanon

Dari kedua spekulasi tersebut, komite sedang melakukan investigasi serius untuk menjelaskan secara terbuka kepada publik, sehingga mampu memulihkan kepercayaan mereka terhadap rezim yang berkuasa saat ini.

Lebanon sebenarnya menjadi salah satu negara di Timur-Tengah yang paling stabil secara politik. Kekuasaan dibagi secara merata kepada tiga kekuatan politik terbesar, yaitu Kristen, Sunni, dan Syiah. Pihak Kristiani mendapatkan posisi sebagai presiden, Sunni mendapatkan perdana menteri, dan Syiah sebagai ketua parlemen. Lebanon menjadi contoh terbaik kekuasaan politik berdasarkan konsesi dan kemufakatan, sehingga mampu melahirkan stabilitas politik.

Namun persoalannya, kekuasaan konsesional ini melahirkan problem serius, yaitu oligarki politik dan monopoli ekonomi. Generasi baru yang tidak berafiliasi politik dengan ketiga kelompok besar tersebut merasa ditelantarkan dan hanya menjadi penonton dari pengelolaan yang korup dan inkompeten. Sebab itu, masyarakat sipil yang selama ini menentang rezim menyatakan bahwa apa yang terjadi di pelabuhan Marfa' itu merupakan akumulasi ketidakmampuan rezim dalam memastikan keamanan dan keadilan.

Sejak Oktober 2019, mereka melakukan demonstrasi besar-besaran meminta perubahan politik yang serius dalam rangka memastikan keadilan bagi seluruh warga Lebanon. Konsesi kekuasaan dianggap gagal memberikan jaminan kesejahteraan. Bahkan, saat pandemi berlangsung, Lebanon makin terpuruk secara ekonomi dan semakin menambah ketidakpercayaan warga terhadap rezim yang berkuasa saat ini.

Lebih-lebih di saat terjadi ledakan mahadahsyat. Warga Lebanon semakin tidak percaya terhadap para elite politiknya. Mereka saling bahu-membahu membantu warga yang terdampak ledakan maut itu. Bahkan mereka meminta agar bantuan asing yang mulai berdatangan ke Lebonon tidak dikelola pemerintah, melainkan dikelola oleh pihak independen yang dapat dipercaya publik.

Apapun yang terjadi saat ini, seluruh warga Lebanon fokus pada upaya pengobatan korban yang terluka, memberikan pertolongan terhadap mereka yang kehilangan tempat tinggal, dan menumbuhkan solidaritas bersama. Pemerintah Lebanon dituntut untuk menyampaikan kepada publik apa yang sebenarnya terjadi, apakah peristiwa yang mematikan itu merupakan sebuah keteledoran atau ada pihak-pihak yang hendak merekayasa Lebanon menuju kehancuran?

Jawaban dari pertanyaan itu akan menjadi misteri yang ditunggu oleh warga Lebanon. Mereka mengirimkan pesan yang sangat penting bagi pemerintah agar benar-benar menunjukkan komitmennya pada perubahan ke arah yang lebih baik. Jika pemerintah gagal memberikan jawaban yang memuaskan dan transparan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi krisis politik yang serius di masa mendatang. Kepercayaan publik terhadap pemerintah pada saat ini berada pada titik nadir, dan saatnya pemerintah bekerja secara serius untuk memulihkan keamanan dan ekonomi. Warga Lebanon hanya menuntut keadilan. (dtk/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: