Pipa Gas Pertamina Bocor, Warga Mengungsi Tiga Kilometer ?

Pipa Gas Pertamina Bocor, Warga Mengungsi Tiga Kilometer ?

salah satu lokasi bocornya pipa gas milik Pertamina di kawasan Muang Dalam, Lempake. (Azis / nomorsatukaltim)

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Pipa gas Pertamina bocor. Selasa (4/8) malam. Warga Desa Muang Dalam, Kelurahan Lempake, Samarinda Utara panik.

Diketahui kebocoran terjadi setelah terbentur bucket alat berat. Saat sedang melakukan pengerjaan penggalian proyek pipanisasi Perusahaan Listrik Negara Gas dan Geothermal (PLN GG). Aroma gas menyengat keluar. Warga panik. Merka berbondong-bondong mengungsi.

Kejadian sekitar pukul 23.00 Wita. Mulanya warga mendengar suara gemuruh. Mengetahui pipa gas bocor, para pekerja dan warga lalu berlari menjauh dari lokasi suara. Untuk menghindari berbagai kemungkinan buruk yang terjadi. Mereka mengungsi hingga radius tiga kilometer.

"Ada keciuman bau gas. Suaranya model hujan tapi enggak hujan gitu. Kejadiannya sekitar pukul 23.00 wita, kami disuruh mengungsi," terang Supriyatin (35) saat ditemui Disway Kaltim, Rabu (5/8) siang. Setelah gas sudah tak lagi menyembur dari pipa, warga baru berani kembali ke rumah. Rabu dini hari, sekitar Pukul 03.00. Kebocoran pipa gas Pertamina itu disebutnya akibat kecelakaan kerja dari kontraktor pelaksana tugas yang tengah melakukan penggalian pipa gas. "Pagi sudah enggak ada bau gasnya, mungkin sudah dimatikan pipanya. Cuma kami disuruh waspada saja, sama jaga jarak," ucapnya.

"Sebagian warga ada yang cuman duduk di depan rumah saja karena masih takut. Mau tidur juga nggak berani. Ngga tenang kami takut kenapa-kenapa," sambungnya.

Dari pantauan media ini di lokasi, sudah tidak ada lagi aktivitas pengerjaan penggalian. Hanya ada dua eksavator. Dan beberapa alat penerangan. Dari galian sedalam empat meter itu nampak pula pipa gas bewarna merah berdiameter 8 inchi.

Di sekeliling galian juga telah diberi garis penghalang agar wagar tak mendekat. Lokasi pipa bocor itu hanya berjarak lima meter saja dari rumah warga. Sementara itu, tiga orang pekerja kontraktor di dekat galian tersebut. "Langsung konfirmasi ke Pertamina saja mas, saya ngga berani berkomentar," ucap salah satu pekerja kontraktor yang enggan disebutkan namanya tersebut.

Dikonfirmasi melalui seluler, Frans Hukom selaku Legal and Relation Assistant Manager Pertamina EP Field Sangasanga, membenarkan hal itu. Pipa tersebut milik Pertamina. Membentang dari Handil Nilam, Kecamatan Muara Badak. Hingga Tanjung Batu, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara. Dibangun pada tahun 1998. "Iya, itu memang pipanya Pertamina Sangasanga. Itu pipa gasnya dari Muara Badak sampai ke Tanjung Batu Kukar," terangnya.

Frans mengatakan bahwa sedang ada pengerjaan penggalian yang dilakukan oleh PLN Gas dan Geotermal (PLN GG). "Kontraktor yang mengerjakan PT Hutama Karya Mulyadi. Kenapa sampai bisa tergaruk, itu yang masih dalam investigasi," lanjutnya.

Untuk memberikan rasa aman kepada warga sekitar, aliran gas kini telah ditutup sementara. Upaya selanjutnya Frans akan meminta pertanggungjawaban dari PLN GG dan pihak kontraktor.

"Kemungkinan besok (hari ini) atau Jumat kami akan panggil PLN GG dan Kontraktornya untuk minta bertanggung jawab. Termasuk kerugian yang diderita akibat pipa dan gas yang terbuang. Itu semua harus dihitung," ucapnya.

"Yang saya dengar tadi pagi, driver eksavator sudah diamankan kepolisian Polsek Sungai Pinang," tandasnya.

Terpisah, dikonfirmasi Manager PLN GG unit Tanjung Batu, Kukar, Saeb yang melakukan investigasi dilapangan menerangkan bahwa proyek tersebut terkait pipanisasi. Dengan jarak 48,2 Kilometer.
Pengerjaan telah berlangsung sejak Selasa (4/8). Namun, saat pengerjaan di malam hari, terjadilah insiden tersebut. "(kebocoran) karena alat berat, tanpa kesengajaan mengenai pipa. Pengerjaan ini tadinya bertujuan untuk membantu masyarakat disini supaya tidak terjadi banjir akibat tersumbatnya saluran sungai," sambungnya.

Meski objek vital nasional (obvitnas) tersebut telah mengalami kebocoran dan sedang ditangguhkan, Saeb menerangkan proyek tetap akan berjalan. Sembari berkoordinasi dengan pihak Pertamina. "Proyek ini masih akan dilanjutkan karena ini proyek pemerintah. Kami berkoordinasi dengan Pertamina. Dalam tahap-tahap penyelesaiannya," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: