Berharap Mengalir dari Hilir

Berharap Mengalir dari Hilir

Perekonomian Kalimantan Timur tumbuh melambat pada Triwulan I/2020. Kejatuhan ekonomi masih bisa ditahan berkat kinerja industri pengolahan yang tumbuh tinggi. Supaya terus naik, daerah ini harus melakukan penghiliran pada industri. Termasuk sektor tambang dan migas. Investasi pada industri hilir dinilai mendesak. 

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kaltim memang cenderung lebih rendah dari angka nasional. Triwulan pertama tahun ini misalnya, angkanya hanya 1,27%. Sementara pertumbuhan nasional (2,97%), Kalimantan (2,49%). Dibandingkan provinsi lain di Kalimantan, Kaltim juga menempati urutan paling buncit.

Kalsel menjadi juara dengan pertumbuhan mencapai 5,68%, disusul Kaltara (5,01%), Kalteng (2,95%) dan Kalbar (2,49%). Meski pertumbuhan ekonominya paling kecil, namun pangsa PDRB Kaltim paling dominan. Mencapai  49,94%.

Lagi-lagi, pertambangan punya porsi dominan dalam pembentuk PDRB di Kaltim. Sebanyak 44,18% disokong pertambangan. Kemudian industri 18,28%, konstruksi 9,10% dan pertanian 8,40%. 

Dominasi sektor pertambangan terhadap perekonomian bak simalakama. Hal ini karena sektor tersebut sangat fluktuatif akibat pengaruh eksternal. Seperti kuota ekspor dan perkembangan harga yang dipengaruhi kebijakan internasional.

Akibatnya, ketika pertambangan naik, pertumbuhan ekonomi juga ikut naik. Begitupula sebaliknya. “Elastisitas kinerja pertambangan terhadap PDRB total kita 0,80%. Artinya pertumbuhan tambang 1% kan menumbuhkan PDRB total sebesar 0,8%. Begitupula jika terjadi kontraksi,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Tutuk Setya Hadi Cahyono, belum lama ini.

Meski sangat sensitif, pertambangan jadi ‘juruselamat’ saat pandemi. Tengok saja data ini. Perdagangan Kaltim tetap surplus di tengah ancaman virus. Pada Mei tahun ini tercatat neraca perdagangan ekspor impor surplus US$886,47 juta. “Surplus perdagangan didukung tingginya ekspor nonmigas terutama batu bara, meski mengalami kontraksi pertumbuhan,” imbuh Tutuk. Kondisi tersebut ikut mendorong pemulihan ekonomi di daerah.

Keyakinan Konsumen Bantu Pemulihan

Faktor lain yang ikut membantu pemulihan ekonomi ialah persepsi masyarakat. Dalam sigi yang dilakukan BI Kaltim, indeks keyakinan konsumen naik secara perlahan.

Berdasarkan survei konsumen Kaltim, membaiknya indeks disebabkan membaiknya seluruh sektor pembentuknya. Misalnya saja, masyarakat meyakini ekonomi saat ini lebih baik dibandingkan enam bulan yang lalu (48,83%), ketetapan waktu untuk membeli barang tahan lama (83%), kondisi penghasilan (39.5%), dan ketersediaan lapangan kerja (24%).

“Keyakinan terhadap prospek ekonomi saat ini terus membaik sejak Mei, kemudian  meningkat di bulan Juni,” imbuh Tutuk SH Cahyono.

Sementara perkembangan investasi masih mengalami kontraksi. Berdasarkan data realisasi penjualan Semen hingga Mei 2020, terlihat penjualan semen sebesar 32,28% (yoy). Di sisi lain, hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) memperlihatkan kinerja investasi korporasi terkontraksi sebesar 2,77% (yoy).

Hal tersebut terutama disebabkan iklim dunia usaha yang sedang mengalami ketidakpastian seiring terbatasnya kegiatan dunia usaha. Namun demikian Investasi pada industri hilir bakal menjadi primadona.

Seperti penghiliran pada sektor batu bara yang memiliki potensi mendukung integrasi dengan industri domestik. Antara lain, menjadi bahan baku industri petrokimia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: