MOMOK SKRIPSI

MOMOK SKRIPSI

"Dikatakan menyulitkan, iya benar. Tapi itu tergantung kita mengatur waktu. Lebih banyak bersantai atau mengerjakan skripsi," ujar mahasiswa Program Studi (Prodi) D4 Mesin Produksi dan Perawatan ini.

Suhanto mengaku, sudah menyiapkan tugas akhir skripsi setahun sebelumnya. Dan terus mengerjakan secara progresif. Walau pun dalam proses pengerjaan, ia mengalami beberapa kendala. Salah satunya, adalah faktor pandemi COVID-19. Yang menyulitkan ia untuk berkonsultasi secara langsung dengan dosen.

"Susah konsultasi. Dosen kadang hanya read chat saja tanpa dibalas. Mencari dosen di kampus, tidak ketemu," keluhnya.

Meski begitu, Suhanto tetap optimistis. Ia bisa menyelesaikan skripsinya, secepat mungkin. Ia mengangkat tema penelitian tentang Analisa Penyebab Terjadinya Cacat Crack Pada Pengelasan Cast Iron.

Untuk mengatasi kesulitan dalam mengerjakan penelitian, Suhanto biasanya melakukan literasi dan diskusi dengan beberapa pihak yang dapat membantunya. Seperti teman sejurusan, karyawan perusahaan, dan dosen yang paham dengan analisanya.

"Untuk dosen sendiri sangat membantu saya dalam memperjelas dari apa yang belum saya pahami. Yang sedikit susah itu, mencari dosennya saja," pungkasnya.

Disway Kaltim juga meminta tanggapan dari Muhammad Ahmar Al-Husyairi. Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda. Ia tidak setuju, dengan anggapan bahwa skripsi menyulitkan mahasiswa.

"Kalau skripsi itu menyulitkan, nggak ada mahasiswa yang mendapatkan gelar S-1," ujar mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah ini, Minggu (19/7).

Di kampusnya, pengerjaan skripsi lebih ketat. Mahasiswa diberi batas waktu selama 6 bulan. Mulai dari pengajuan judul skripsi hingga selesai penelitian. Lewat dari itu, penelitian dianggap kadaluwarsa.

Proses sidang dilakukan sebanyak 3 kali. Di antaranya, seminar proposal, seminar hasil dan munaqosah. Setelah melewati tahap itu. Baru mahasiswa bisa melakukan yudisium dan wisuda.

Ahmar, mengangkat judul penelitian tentang Praktik Percaloan Jual Beli Tiket Kapal Laut di Kota Samarinda dalam Perspektif Hukum Islam. Ia mengaku sempat vakum dalam mengerjakan skripsi. Karena terkendala COVID-19.

BERITA TERKAIT

Hetifah: Jaga Mental Mahasiswa Juga Penting

Namun ia mengaku, pihak dosen sangat berperan dalam membantu menyelesaikan penelitian. Jangka waktu penelitian juga diperpanjang karena pertimbangan pandemi COVID-19.

Saat ini, Ahmar sudah ditahap menuju seminar hasil. Ia menarget, skripsinya bisa selesai tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: