Malaria di PPU Terus Menurun, Tahun 2025 Hingga September Tercatat 137 Kasus
Pejabat Fungsional Pengelola Penanggulangan DBD dan Malaria Dinkes PPU, Harjito Ponco Waluyo-Awal/Nomorsatukaltim-
PENAJAM PASER UTARA, NOMORSATUKALTIM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus menekan kasus malaria di Benuo Taka. Hasilnya 3 tahun terakhir mengalami penurunan cukup siginifikan.
Pejabat Fungsional Pengelola Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria Dinkes Kabupaten PPU, Harjito Ponco Waluyo, mengatakan, hingga pertengahan 2025 terdapat ratusan kasus.
"Kasus malaria di PPU rendah, hingga September ada 137 kasus," ucap Ponco, Kamis 25 September 2025.
Berdasarkan data, Dinkes mencatat kasus malaria mengalami penurunan. Pada 2022 ditemukan 1.228 kasus; kemudian 2023 terjadi kenaikan, yakni menjadi 1.315 kasus, serta pada 2024 tercatat 558 kasus.
BACA JUGA: Kasus DBD di Paser Naik, Dinkes Pastikan Proses Penanggulangan Berjalan
BACA JUGA: Kasus DBD Kaltim Mencapai 2.210 Kasus, Balikpapan Masih yang Tertinggi
Sedangkan 2025 sementara ini 137 kasus. "Tahun ini dari data, tak ada yang meninggal karena malaria," ungkapnya.
Dari jumlah kasus tersebut, sekira 65 persen merupakan kasus impor atau masuk dari luar daerah. Untuk diketahui, Benuo Taka berbatasan dengan wilayah endemis tinggi, yakni Desa Muara Toyu, Kecamatan Longkali, Kabupaten Paser.
Dia mengungkapkan, perambah hutan yang sulit dikoordinir dan akses berobat terdekat ke Puskesmas Sotek PPU menyumbang setidaknya 15 kasus. Hal ini ditemukan oleh kader Migrant Mobile Population (MMP).
"Untuk tahun ini angka API (Annual Paracit Incident) 0,68. Harapan kami sampai akhir 2025 nanti bisa menekan kurang dari 1 persen angka kasus malaria per 1.000 penduduk yang berisiko terkena malaria dalam satu tahun," ungkapnya.
BACA JUGA: MoU dengan Paser, PPU Dijatah 150 Liter Per Detik dari SPAM Regional Longkali
BACA JUGA: Kemendikdasmen Gelontorkan Rp 4,1 Miliar untuk Revitalisasi Sekolah di PPU
Turunnya kasus malaria kurun waktu 3 tahun terakhir, menurut dia, ta terlepas dari intensnya Dinkes dan kader melakukan berbagai upaya.
Upaya yang dilakukan di antaranya, yakni pembagian 64.500 kelambu masal fokus, pemberian obat secara sesekali untuk pekerja hutan sebanyak 800 orang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
