Bankaltimtara

Program KB Jadi Instrumen Lawan Stunting, Mahulu Perlu Seriusi Masalah Pernikahan Dini

Program KB Jadi Instrumen Lawan Stunting, Mahulu Perlu Seriusi Masalah Pernikahan Dini

BKKBN Kaltim saat melaksanakan kegiatan fasilitasi intensifikasi dan integrasi pelayanan KBKR di Mahulu.-(Disway Kaltim/ Iswanto)-

BACA JUGA: Mahulu Targetkan Kemiskinan Turun Jadi 10 Persen di 2025, Stunting Jadi Prioritas

Sedangkan Kabupaten Mahulu masih berada di angka 23,20 persen. 

“Kalau target nasional adalah 14 persen. Kita perlu kerja keras bersama,” tegasnya.

Ia menambahkan, pencegahan stunting harus dimulai sejak hulu, bahkan sejak calon pengantin.

“Jika lingkar lengan atas calon ibu di bawah 23,5 cm, itu tanda kekurangan energi kronis. Tanpa intervensi, risiko stunting pada anak akan meningkat,” ungkapnya.

BACA JUGA: Minim Dukungan, Program Genting Baru Jalan Tahun ini di Mahulu

Lebih lanjut, dr Nurizky menyoroti masih adanya tradisi adat di tengah masyarakat yang menganggap patokan pernikahan dilihat dari segi fisik, bahkan hal tersebut juga justru dilegalkan oleh lembaga adat, termasuk di Mahulu. 

BKKBN Kaltim menegaskan bahwa kesiapan berumah tangga tidak cukup hanya dari sisi fisik, tapi perlu dipertimbangkan dari semua aspek, terutama mental. 

“Dalam rumah tangga, kesiapan mental, sosial, ekonomi, hingga kesehatan reproduksi sangat penting. Karena itu, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lembaga adat harus duduk bersama,” tegasnya. 

Nurizky menjelaskan, BKKBN memiliki program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR). 

BACA JUGA: Diungkap BKKBN! 109 Ribu Keluarga di Kaltim Masuk Kategori Risiko Stunting

Program tersebut bertujuan untuk membekali generasi muda sebelum menikah.

“Ibu itu madrasah pertama, bapak kepala sekolahnya. Kalau tidak punya bekal pengetahuan, generasi kita yang akan jadi korban,” jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB Mahulu, dr Petronela Tugan menambahkan bahwa pernikahan dini erat kaitannya dengan kesadaran remaja.

“Kami terus memberikan penyuluhan, termasuk di sekolah. Tapi saat mereka kuliah di luar Mahulu, pergaulan berbeda, dan risiko meningkat,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: