Bankaltimtara

Lewat Akselerator AI, Komdigi dan Google Perkuat Ekosistem Startup Nasional

Lewat Akselerator AI, Komdigi dan Google Perkuat Ekosistem Startup Nasional

Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid (kiri) bersama Director of Government Affairs & Public Policy Google Indonesia Putri Alam (kanan)-(istimewa)-

JAKARTA, NOMORSATUKALTIM - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komidigi) resmi menjalin kerja sama strategis dengan Google dalam program Startup Accelerator Southeast Asia–Indonesia AI Focus.

Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat ekosistem digital nasional, khususnya dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan pemberdayaan startup lokal. 

Dikutip dari ANTARA, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid mengatakan bahwa program akselerator ini menjadi langkah awal menuju transformasi digital yang lebih progresif dan inklusif, melalui kebijakan yang kuat, pengembangan talenta digital, serta penerapan teknologi AI di berbagai sektor prioritas.

“Kami percaya bahwa dengan membangun ekosistem kolaboratif yang berpijak pada kebijakan yang kokoh, talenta digital unggul, dan teknologi canggih, Indonesia memiliki fondasi kuat untuk menjadi pusat inovasi AI di Asia Tenggara,” ujar Meutya dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (23/5/2025).

BACA JUGA : Kaltim Pimpin Penyaluran Kredit di Kalimantan, Pertumbuhan Tertinggi Capai 12,42 Persen

Selain mendukung akselerasi startup, Google juga berinvestasi dalam pengembangan pusat data berbasis AI-ready di Indonesia.

Investasi ini diproyeksikan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. 

“Investasi tersebut diperkirakan akan menghasilkan dampak ekonomi mencapai Rp1.400 triliun atau sekitar 88 miliar dolar AS dalam lima tahun ke depan,” lanjut Meutya.

Ia juga menyoroti pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang terus menunjukkan tren positif.

BACA JUGA : AS Blokir Pendaftaran Mahasiswa Asing di Harvard, China Meradang

Pada 2025, sektor ini diperkirakan akan menyumbang hingga 130 miliar dolar AS terhadap PDB nasional, naik sekitar 45 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Berdasarkan data 2024, Indonesia tercatat sebagai motor utama ekonomi digital di kawasan ASEAN dengan nilai transaksi digital mencapai 263 miliar dolar AS, setara sepertiga dari total gross merchandise value (GMV) Asia Tenggara.

 

Dalam sektor startup, Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Pada 2024, tercatat sebanyak 2.566 startup aktif, meningkat hampir 50 persen dibandingkan tahun 2020. Rata-rata, lebih dari 200 startup baru muncul setiap bulannya.

 

Untuk memperkuat transformasi digital secara berkelanjutan, pemerintah juga menyiapkan kerangka regulasi yang mendukung.

BACA JUGA : Buron Kejari Samarinda Ditangkap di Jakarta, Korupsi APBD Kaltim Rp10,77 Miliar

Meutya menyebutkan bahwa regulasi-regulasi tersebut meliputi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), Undang-undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP), serta Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Sistem Elektronik untuk Perlindungan Anak (PP Tunas).

 

“Regulasi ini menjadi payung hukum penting agar teknologi yang berkembang tetap berpihak pada pelindungan masyarakat, termasuk isu-isu kritis seperti keamanan data dan etika digital,” jelasnya.

 

Dari sisi pengembangan sumber daya manusia, pemerintah juga menggencarkan program Digital Talent Scholarship yang bertujuan mencetak talenta digital nasional yang berintegritas, adaptif, dan berwawasan global.

 

Tak hanya itu, Indonesia juga telah menetapkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang AI.

BACA JUGA : Andi Harun Adakan Pertemuan Dengan Pertamina, Antisipasi Terjadinya Kelangkaan di Samarinda Jelang Iduladha

Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengembang dan profesional AI dalam negeri memiliki sensitivitas terhadap isu-isu etis seperti bias algoritmik dan pelindungan privasi data pribadi. 

 

“Melalui pendekatan menyeluruh mulai dari regulasi, pengembangan SDM, hingga kolaborasi internasional seperti dengan Google ini, kami optimistis ekosistem digital Indonesia akan semakin matang dan mampu bersaing secara global,” tutup Meutya.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: