AS Blokir Pendaftaran Mahasiswa Asing di Harvard, China Meradang
AS memblokir pendaftaran mahasiswa asing di Universitas Harvard karena dianggap membahayakan keamanan nasional.-(Ilustrasi/ Dok. Harvard University)-
BACA JUGA: Israel Lancarkan Serangan Besar-besaran ke Seluruh Gaza, RS Indonesia Ikut Digempur
“Kepemimpinan Harvard turut memfasilitasi, bahkan terlibat dalam aktivitas terkoordinasi dengan PKC, termasuk menyelenggarakan pelatihan bagi anggota kelompok paramiliter PKC yang terlibat dalam genosida terhadap etnis Uighur,” lanjut pernyataan tersebut.
Pihak Harvard segera membalas dengan menyebut langkah tersebut “tidak sah”.
Dalam pernyataan resminya, pihak universitas menegaskan komitmennya untuk terus mendukung mahasiswa dan peneliti internasional mereka.
“Tindakan balasan ini mengancam akan merugikan komunitas Harvard dan negara kami secara serius, serta melemahkan misi akademik dan riset kami,” demikian pernyataan Harvard.
BACA JUGA: 6 WNI Ditangkap Otoritas Arab Saudi, Gara-gara Tawarkan Dam Haji Ilegal
Kebijakan pemblokiran ini merupakan puncak dari tekanan pemerintahan Donald Trump yang sebelumnya telah mengancam akan menghentikan izin pendaftaran mahasiswa asing jika Harvard menolak tunduk pada permintaan pengawasan politik dari pemerintah.
"Seperti yang saya sampaikan dalam surat April lalu, menerima mahasiswa asing adalah sebuah hak istimewa," tulis Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem.
"Semua universitas harus mematuhi persyaratan DHS, termasuk pelaporan di bawah regulasi Student and Exchange Visitor Program, untuk mempertahankan hak ini."
Dilansir dari CNA, imbas dari kebijakan ini langsung terasa.
BACA JUGA: Terbakar Akibat Serangan Bom Israel, Generator RS Indonesia di Gaza Rusak Parah
Sejumlah mahasiswa China di Harvard mengalami kekacauan mendadak dalam rencana pendidikan mereka.
Teresa, mahasiswa pascasarjana Harvard Kennedy School, menulis di platform Xiaohongshu bahwa pihak sekolah sedang mengupayakan tanggapan dalam 72 jam.
Ia menamai unggahannya “Pengungsi Harvard.”
Zhang Kaiqi, mahasiswa program master di bidang kesehatan masyarakat, bahkan telah membatalkan tiket penerbangan mahalnya ke China demi menunggu kepastian.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
