IDI Kaltim:Penerapan New Normal Samarinda Harus Sesuai Protokol WHO

Sabtu 30-05-2020,14:26 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

dr Nataniel Tandirogang. (dok)

Samarinda, DiswayKaltim.com - Jangan asal menetapkan new normal. Sejumlah kriteria harus terpenuhi. Kalau tidak ingin terjadi lonjakan kasus positif COVID-19.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia Kalimantan Timur (IDI Kaltim) dr Nataniel Tandirogang mengingatkan itu. Standarisasi sendiri megacu pada ketentuan WHO. Ada enam kriteria sebutnya. Pertama,pemerintah harus memastikan pengendalian virus corona sudah berlangsung dan berjalan dengan baik. Kedua, menyiapkan rumah sakit dan laboratorium untuk mengidentifikasi atau isolasi dan karantina pasien yang dicurigai.

Ketiga, pemerintah harus memastikan pencegahan dan perlindungan pada masyarakat yang rentan dan berisiko tinggi tertular. Ketiga protokol itu katanya sudah berjalan. Keempat, Pemkot Samarinda harus membuat protokol pencegahan dan perlindungan. Bagi dr Nataniel hal ini perlu. Karena anjuran ini bersifat mengikat.

Kemudian masyarakat yang beraktivitas di luar juga wajib mengenakan masker. Kemudian menyiapkan tempat cuci tangan di tempat keramaian. Bahkan jika perlu ada sanksi.

"Kelima pemerintah harus mencegah kasus import. Kasus import ini maksudnya terjadi mobilisasi import kasus penularan dari luar daerah, kota, dan provinsi," jelasnya.

Syarat terakhir, persiapan penerapannya dilakukan Pemkot Samarinda melalui sosialisasi juga edukasi kepada masyarakat. Ini yang paling ditekankan dr Nataniel. Karena tujuannya, agar masyarakat memahami maksud dari new normal.

"Jadi perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi terlebih dahulu. Mudah-mudahan semua itu sudah dilakukan pemerintah kota," harapnya.

Samarinda sendiri sudah masuk ke masa penurunan kasus. Tetapi belum sampai 14 hari. Dimana hal ini juga menjadi persyaratan penting dari WHO. Terkait kebijakan fase relaksasi, menurut dr Nataniel bisa saja dilakukan. Namun ia berpesan ketika terjadi lonjakan harus cepat ditindaklanjuti. Pemerintah harus rutin memantau. Jangan lengah. Dan jangan sampai pula tenaga kesehatan dikorbankan akibat adanya lonjakan kasus.

Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Samarinda juga bekerja maksimal. Diantaranya cepat menemukan kasus penularan. Baik itu ODP, PDP dan OTG (Orang Tanpa Gejala). Bagi dr Nataniel, yang perlu ditingkatkan adalah pemeriksaan rapid massal. Agar bisa dipastikan seberapa jauh penularan kasus COVOD-19.

"Untungnya sejauh ini di Kaltim, jika diperhatikan kasus kita cuma dari ringan sampai sedang. Artinya memang strange yang kita hadapi ini termasuk ringan tapi ini perlu penelitian secara ilmiah dulu," lanjutnya.

Ia juga meminta masyarakat untuk tidak menyalah artikan istilah new normal. Yakni, sama dengan sebelum terjadinya Covid-19.

"Boleh lakukan aktivitas di luar, namun dibarengi dengan kehidupan sehat, gerakan masyarakat (Germas) hidup sehat benar-benar harus dikerjakan mulai saat ini," pungkasnya. (nad/boy)

Tags :
Kategori :

Terkait