Bunuh Penjaga Sarang Walet di Kukar, Lima Rampok Ditembak Tim Alligator

Minggu 05-04-2020,16:36 WIB
Reporter : Bayu
Editor : Bayu

Enam rampok yang menghabisi nyawa penjaga sarang walet di Kukar saat diamankan Tim Alligator Satreskrim Polres Kukar. (ist) =======================

Kejar di Kalteng dan Kalsel Hingga 23 Hari
Kukar, Diswaykaltim.com – Aksi perampokan yang menewaskan seorang penjaga sarang burung walet bernama Tohir (72) di Desa Lebaho Ulaq, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) pada 20 Februari 2020 lalu berhasil terungkap. Pelakunya bukan 10 orang, melainkan hanya 6 orang. “Pelaku semua sudah kita amankan. Tiga kita tangkap di Kalimantan Tengah (Kalteng) dan tiga lainnya di Kalimantan Selatan (Kalsel). Mereka semua kabur usai membunuh korban,” jelas Kapolres Kukar AKBP Andrias S.N, melalui Kasat Reskrim AKP Andika Dharma Sena kepada Disway Kaltim, Minggu (5/4/2020) pagi. Enam rampok tersebut bernama Irwan (39), Akbar Magribi alias Arif (25), Riduan (44), Mis Milo (36), Sugian (31) dan Fadli alias Umar (22). Meraka ada yang berasal dari Kalteng, Kalsel, dan Paser. “Irwan, Arif dan Riduan kami amankan di Kalteng pada 27-28 Februari 2020 lalu. Sementara Milo, Sugian dan Fadli kita amankan pada 13-14 Maret 2020 di Kalsel,” urai Sena. “Saat penangkapan kita juga dibantu Tim Jatanras Polda Kaltim, Polda Kalteng dan Unit Resmob Sat Reskrim Polres Tanah Laut Polda Kalsel,” tambahnya. Pengungkapan kasus perampokan berujung maut ini terbilang cepat. Hanya dalam kurun waktu 23 hari, Tim Alligator berhasil menangkap komplotan rampok antar provinsi ini. Tapi proses penangkapan tak semudah dibayangkan. Polisi harus melakukan kejar-kejaran dengan para rampok. Pasalnya ketika hendak ditangkap. Para rampok ini ada yang bersembunyi disemak-semak dan berpindah-pindah persembunyian. Akibatnya saat ingin kabur lagi. Polisi terpaksa menembak lima dari enam rampok dengan timah panas. Tepat pada bagian kakinya. “Lima pelaku kami tembak kakinya, termasuk otak perampokan ini (Irwan,Red). Sedangkan yang tidak kami tembak, karena tidak kabur saat ditangkap hanya Arif, yang bertugas sebagai sopir,” jelas Sena. Kemudian bebernya, sebelum beraksi di Kukar. Komplotan ini lebih dulu beraksi atau merampok sarang walet di wilayah Kutai Barat (Kubar). Selanjutnya turun ke Kukar untuk mencari sasaran. Nah, saat itulah komplotan ini melihat bangunan sarang walet yang dijaga Tohir ramai burung walet berterbangan. Sehingga mereka yakin kalau sarang walet itu pasti banyak isinya. Tapi mereka tidak langsung beraksi. Mereka memilih kembali dulu ke Kalteng untuk menghabiskan hasil rampokan di Kubar. Masing-masing dapat Rp 3 juta. “Waktu di TKP (Lebaho Ulaq,Red) mereka sedang istirahat dan melihat sarang walet yang dijaga korban. Kemudian mereka tandai dan kembali dulu ke Kalteng. Setelah uang habis, barulah mereka ke Kukar lagi untuk merampok. Tapi akhirnya malah membunuh penjaganya dan kabur,” kata Sena. Dari enam rampok, tutur Kasat, hanya tiga yang menganiaya Tohir di dalam rumah. Yakni Fadli, Milo dan Sugian. Sedangkan yang lainnya hanya menunggu diluar. Saat menghabisi Tohir, Fadli menikamnya sebanyak dua kali dibagian punggung dan ketiak menggunakan badik. Sementara Milo menikamnya sebanyak satu kali dibagian dada sebelah kiri. Sama menggunakan badik juga. Sedangkan Sugian memukul kepala Tohir dengan balok. “Untuk para pelaku sudah kita amankan dan ditetapkan sebagai tersangka. Mereka kami jerat dengan pasal berlapis, yakni 365 KUHP dan Pasal 338 KUHP, tentang penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Ancamannya diatas 10 tahun penjara,” pungkas Sena. Diberitakan sebelumnya, perampokan ini terjadi 20 Februari sekitar pukul 22.00 Wita. Ketika itu terdapat komplotan rampok bertopeng datang dan mematikan lampu rumah dari luar. Sementara di dalam rumah terdapat Tohir bersama istri dan kedua anaknya. Komplotan rampok tersebut kemudian berteriak akan mengambil walet dan menanyakan dimana kunci pintu sarang waletnya. Namun oleh istri Tohir menjawab tidak ada memegang kuncinya. Karena tak percaya dengan pengakuan istri Tohir. 10 rampok itu memaksa masuk ke dalam rumah dengan cara mencongkel jendela. Sontak istri Tohir langsung mengatakan “Silahkan ambil waletnya. Tapi jangan sakiti kami,” ucap Sutiani (50). Bukan mengambil walet. Komplotan rampok itu malah menodongkan sajam jenis celurit di sela-sela pintu rumah. Sewaktu di dalam rumah, komplotan itu langsung menyerang Tohir dan keluarganya sambil disenteri. Meski sempat melakukan perlawanan. Tohir yang sendirian akhirnya terkapar tak berdaya dengan bersimbah darah. Melihat kondisi Tohir. 10 Rampok itu langsung melarikan diri melewati jendela tanpa membawa hasil (Sarang Walet). Selanjutnya Sutiani berteriak minta tolong. Sekitar 15 menit barulah warga datang. (byu)
Tags :
Kategori :

Terkait