Ia juga menekankan, Kabupaten Mahulu memiliki potensi sumber daya alam yang besar, seperti kandungan mineral, emas, dan uranium, serta kawasan hutan yang mencakup sekitar 80 persen dari total wilayah.
Kondisi tersebut menempatkan Mahulu sebagai daerah penyangga kawasan hulu sungai, sehingga diperlukan kebijakan pembangunan yang membatasi eksploitasi sumber daya alam dan mendorong pengembangan sektor alternatif, salah satunya pariwisata berkelanjutan.
Kepala Pusat Kajian Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daerah (PK-PPID) Universitas Mulawarman, Aknyar Poeslan menyampaikan, kawasan pusat perkantoran saat ini memiliki nilai ekonomi yang signifikan.
Ia menilai tuntutan masyarakat dan pemerintah daerah agar setiap pembangunan memberikan nilai tambah ekonomi mengharuskan perencanaan kawasan perkantoran dilakukan secara terpadu dan komprehensif.
BACA JUGA: DPRD Mahulu Minta Pemda Fokus Kembangkan Sektor Pertanian, Salah Satunya Komoditas Kakao
Ia menambahkan, apabila suatu kawasan perkantoran dirancang sebagai destinasi wisata, maka konsep pariwisata yang dikembangkan harus bersifat edukatif, berbudaya, serta memiliki nilai arsitektural.
Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang matang, tepat, dan berkelanjutan agar kawasan tersebut dapat menjadi pusat aktivitas yang hidup, memiliki daya saing, serta mampu meningkatkan minat kunjungan ke Kabupaten termuda di Kaltim itu.
“Kita harapkan ini menjadi landasan strategis dalam mewujudkan pusat perkantoran yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga sebagai destinasi pariwisata baru yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan,” tandasnya.