BERAU, NOMORSATUKALTIM - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Berau butuh anggaran sekitar Rp 7–8 miliar demi merenovasi GOR Pemuda Tanjung Redeb.
Hal ini buntut insiden robohnya plafon tribun GOR Pemuda Tanjung Redeb pada Jumat, 12 Desember 2025 lalu.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dispora Berau, Benny Hedryanto, mengungkapkan bahwa hasil peninjauan bersama konsultan dan pengawas.
Ia menemukan robohnya plafon dipicu persoalan baru pada pilar sebelah kiri bangunan, akibat tersumbatnya saluran pembuangan air.
“Permasalahannya ada di dak pilar. Saluran airnya tersumbat karena ada ranting dan kotoran, jadi air tergenang dan merembes ke plafon sampai akhirnya jebol,” ujar Benny, saat dikonfirmasi melalui via seluler, Minggu 14 Desember 2025.
Ia menjelaskan, pada renovasi sebelumnya Dispora hanya menangani titik rembesan di pilar sebelah kanan.
Saat itu, berdasarkan hasil pengecekan, pilar sebelah kiri masih dinilai dalam kondisi aman dan layak sehingga tidak masuk dalam proses perbaikan.
“Renovasi kemarin memang tidak menyeluruh. Fokusnya hanya penerangan, pengurangan kepengapan ruangan, serta penanganan rembesan di pilar kanan. Pilar kiri saat itu kita anggap dikategori aman dan bagus,” jelasnya.
BACA JUGA:Sejumlah Fasilitas Umum Rusak, DPUPR Berau Gerak Cepat Lakukan Penanganan
Namun, Benny menduga curah hujan yang tinggi belakangan ini menjadi penyebab kerusakan pada pilar sebelah kiri. Air yang tertahan di dak kemudian merembes ke plafon.
Ditambah penggunaan material plafon PVC yang tidak mampu menahan genangan air dalam waktu lama, sehingga kerusakan terjadi lebih cepat.
Lebih jauh, Benny menegaskan bahwa kejadian ini menjadi dorongan untuk memperkuat rencana besar Dispora Berau dalam merombak ulang GOR Pemuda secara total.
Menurutnya, sejak awal bangunan tersebut memang tidak dirancang khusus sebagai gedung olahraga, melainkan lebih difungsikan sebagai gedung pertemuan.
“Kapasitas tribun sekarang itu tidak sampai 500 penonton. Bahkan kegiatan dengan 700 orang saja sudah tidak tertampung. Padahal untuk olahraga seperti futsal, basket, atau voli, kebutuhannya jauh lebih besar,” katanya.