Sulaiman menyebutkan, dengan nominal beasiswa sekitar Rp1 juta, sebagian besar dana tersebut justru habis tersedot untuk biaya transportasi pulang-pergi dari Sandaran ke Sangkulirang.
BACA JUGA: Menuju Generasi Emas, Kutim Rancang SOP Cegah Stunting Lintas OPD
BACA JUGA: Jalan Simono Dipilih Sebagai Lokasi Sekolah Rakyat, Biaya Pematangan Lahan Lebih Murah
“Di Sandaran kan tidak ada bank, bank hanya ada di Sangkulirang. Jadi kalau anak-anak mau mencairkan dana, habis sebagian untuk biaya transportasi di jalan,” keluhnya.
Sulaiman mendesak agar sistem pencairan beasiswa untuk wilayah terpencil seperti Sandaran segera dievaluasi dan diperbaiki.
Ia berharap ada mekanisme jemput bola atau solusi lain yang memungkinkan dana tersebut diterima utuh oleh siswa tanpa harus membebani mereka dengan biaya perjalanan yang mahal ke kecamatan tetangga.