Padi Gogo Jadi Alternatif, DTPHP Kutim Gencarkan Pengembangan di Lahan Kering

Jumat 14-11-2025,20:05 WIB
Reporter : Sakiya Yusri
Editor : Sammy Laurens

KUTIM, NOMORSATUKALTIM - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kutai Timur terus memperluas pengembangan padi gogo sebagai solusi untuk meningkatkan produksi pangan di daerah yang mengandalkan lahan kering. Upaya ini menjadi langkah strategis pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan pangan tetap terjaga di wilayah pedalaman.

Program tersebut difokuskan melalui bidang Tanaman Pangan dengan menyasar kawasan yang selama ini bergantung pada padi gunung sebagai sumber pangan utama. DTPHP menilai bahwa keberadaan padi gogo dapat mendukung petani di wilayah nonirigasi agar tetap produktif sepanjang tahun.

Kabid Tanaman Pangan DTPHP Kutim, Dessy Wahyu Fitrisia, menyebutkan bahwa padi gunung masih menjadi varietas dominan di Busang, Long Mesangat, dan Muara Bengkal. Meski demikian, hasil panennya masih jauh dari ideal. 

“Padi gunung memang memiliki cita rasa khas yang disukai masyarakat, tetapi dari sisi hasil produksinya belum terlalu tinggi,” jelas Dessy, Jumat 14 November 2025.

Menurutnya, produktivitas padi gunung yang rata-rata hanya satu ton per hektare membuat pemerintah daerah mengambil langkah pemuliaan untuk meningkatkan kualitas varietas tersebut. Ia memastikan upaya ini dilakukan tanpa mengubah karakteristik rasa yang menjadi ciri khas padi lokal.

DTPHP saat ini telah melakukan pemuliaan terhadap empat varietas padi gunung. Program tersebut diharapkan dapat menghasilkan benih unggul yang mampu memberikan hasil lebih tinggi sekaligus tetap mempertahankan nilai budaya yang melekat pada padi gunung.

Selain fokus pada varietas lokal, DTPHP juga mulai memperluas introduksi padi gogo sebagai alternatif untuk lahan-lahan kering di pedalaman. Varietas ini dinilai lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang memiliki sumber air.

Dessy menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong pemanfaatan padi gogo melalui bantuan benih dan pendampingan teknis kepada kelompok tani. 

“Padi gogo ini kita arahkan untuk daerah-daerah yang selama ini menanam padi gunung, agar petani tetap bisa berproduksi di lahan yang terbatas,” ujarnya.

Upaya ini juga diiringi dengan peningkatan pemahaman petani melalui penyuluhan dan monitoring rutin. DTPHP memastikan bahwa setiap kelompok tani yang mengikuti program akan mendapatkan pembinaan terkait teknik penanaman yang efektif.

Di sejumlah kecamatan, ketertarikan petani terhadap padi gogo mulai meningkat. Mereka melihat peluang untuk mempercepat masa tanam dan meningkatkan total produksi dalam satu tahun tanpa bergantung pada ketersediaan air irigasi.

Dukungan dari pemerintah pusat juga menjadi dorongan besar bagi keberlanjutan program. Bantuan dari APBN diharapkan mampu mempercepat proses pengembangan varietas dan memperluas distribusi benih berkualitas.

Dessy menekankan bahwa keseimbangan antara pelestarian dan produktivitas tetap menjadi prioritas pemerintah daerah. 

“Pemerintah daerah berupaya menjaga keseimbangan antara pelestarian varietas lokal dan peningkatan produktivitas pangan,” katanya.

Kategori :