SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda memastikan pembangunan fasilitas pengolahan sampah dengan sistem insinerator terus menunjukkan progres positif.
Kepala DLH Samarinda, Suwarso, menjelaskan bahwa titik pembangunan kini difokuskan di Jalan Nusirwan Ismail setelah sebelumnya direncanakan di kawasan Sungai Kunjang, tepatnya di sekitar SMP. Namun lokasi tersebut dipindahkan karena terlalu dekat dengan lingkungan sekolah.
“Lokasi akhirnya disatukan di Jalan Nusirwan Ismail. Konstruksi awal di sana memang disiapkan untuk dua unit insinerator. Rancang bangunnya dari awal sudah dirancang untuk dua unit di satu titik,” ujar Suwarso saat ditemui di Balai Kota Samarinda, Rabu (12/11/2025).
Menurutnya, insinerator yang akan beroperasi di Samarinda berjumlah 10 unit. Sejumlah perangkatnya kini sudah tiba di Samarinda.
BACA JUGA: DLH Samarinda Siapkan 80 Operator untuk 10 Tempat Insinerator
BACA JUGA: DLH Samarinda Pastikan Insinerator Sudah Penuhi Syarat Lingkungan, Akhir Tahun Ini Beroperasi
“Posisinya sekarang di Polder Air Hitam. Ada yang sudah dirakit, ada juga yang masih dalam Fuso (truk), berbaris di situ. Jadi secara fisik tinggal percepatan pembangunan saja,” kata Suwarso.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa limbah hasil pembakaran insinerator tidak akan terbuang percuma.
Pemerintah Kota Samarinda melalui DLH telah menyiapkan rencana pemanfaatan abu hasil pembakaran menjadi material bangunan ramah lingkungan seperti ubin dan paving block.
“Pak Wali sudah menyampaikan juga, abu sisa pembakaran ini akan diolah jadi paving block. DLH sudah menyiapkan pelatihan keterampilan untuk itu. Dari abu pembakaran bisa dibuat paving block, dan hasil uji coba di Bantuas sudah menunjukkan hasil yang bagus,” ungkapnya.
BACA JUGA: Camat Samarinda Seberang: Penertiban Lahan Insinerator Sudah Melalui Tahapan Panjang Sosialisasi
BACA JUGA: 4 Insinerator Samarinda Sudah 80 Persen, DLH Jamin Tak Membuang Emisi Karbon ke Udara
Suwarso menambahkan, jika volume produksi abu meningkat seiring beroperasinya seluruh unit insinerator, pemerintah akan mempertimbangkan penambahan tenaga kerja untuk mendukung kegiatan pengolahan limbah tersebut.
“Kalau nanti volumenya besar, tentu akan dipertimbangkan penambahan tenaga kerja. Jadi program ini bukan hanya soal pengelolaan sampah, tapi juga membuka peluang ekonomi baru,” tuturnya.
Pembangunan fasilitas insinerator di Samarinda menjadi bagian dari upaya pemerintah kota dalam mengatasi persoalan sampah dan mengurangi ketergantungan terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA).