“Percetakan sawah baru ini juga sejalan dengan program pemerintah Kutai Barat menuju swasembada pangan. Potensi pengembangan sawah tidak hanya ada di Barong Tongkok, tapi juga di beberapa kecamatan lain seperti Melak, Linggang Bigung, dan Sekolaq Darat,” papar Adrianus.
BACA JUGA: DPRD Kutai Barat Dukung Penuh Pemekaran DOB untuk Pemerataan Pembangunan
BACA JUGA: APBD Kutai Barat Terancam Defisit, DPRD Minta Pemkab Tak Paksakan Proyek Multiyears
Ia menegaskan, aspirasi masyarakat Gemuhan Asa akan diperjuangkan sebagai salah satu prioritas utama.
Ia berkomitmen membawa persoalan ini ke pembahasan bersama pemerintah daerah agar segera ditindaklanjuti dalam bentuk program konkret.
“Aspirasi masyarakat tentang percetakan sawah harus jadi skala prioritas. Saya akan memperjuangkan ini agar mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah,” katanya.
Menurut Adrianus, sektor pertanian seharusnya mendapat porsi perhatian yang lebih besar dalam penganggaran daerah. Apalagi di tengah fluktuasi harga pangan dan tantangan ekonomi global, daerah perlu memastikan ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan.
BACA JUGA: Rosaliyen Dorong Ekraf Kubar Lewat Pemberdayaan Perajin Rotan dan Tenun Lokal
BACA JUGA: Pajak Galian C Masih Jadi Masalah, DPRD Ingatkan Pemerintah untuk Bertindak
“Kalau Bupati memang berkomitmen pada swasembada pangan, maka potensi-potensi percetakan sawah harus dimaksimalkan. Jika pemerintah fokus ke pertanian, anggaran pasti bisa disediakan. Ini yang akan kita dorong bersama,” tegasnya.
Ia berharap pemerintah tidak hanya fokus pada pembangunan fisik semata, tetapi juga memberi perhatian khusus pada sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat.