Menurutnya, keterlibatan aktif berbagai pihak menjadi kunci keberlanjutan program.
Rita mengakui bahwa pemerataan program di wilayah terpencil masih menjadi tantangan.
Namun, pihaknya terus melakukan pendampingan dan pembinaan ke kecamatan dan desa.
“Beberapa kecamatan di pedalaman memang belum terjangkau penuh, tapi kami pastikan mulai tahun depan pendampingannya lebih merata,” jelasnya.
BACA JUGA:Budaya Dayak Wehea Siap Tampil di Panggung Nasional, Diperjuangkan Masuk KEN 2026
Ia menilai kemajuan Kutim selama beberapa tahun terakhir sudah menunjukkan arah positif, terutama dalam peningkatan kesadaran publik terhadap isu perlindungan anak.
“Sekarang masyarakat sudah lebih peduli. Banyak sekolah, puskesmas, bahkan perusahaan mulai menerapkan prinsip ramah anak,” tutur Rita.
Dengan berbagai langkah strategis yang tengah dijalankan, DP3A optimis Kutai Timur dapat meraih hasil maksimal dalam penilaian tahun depan.
“Target kami jelas, 2026 Kutim harus bisa masuk kategori Nindya. Dukungan semua pihak sangat menentukan keberhasilan itu,” pungkas Rita.
BACA JUGA:Anggaran Naik Jadi Rp25 Miliar, Pemkab Kebut Penyaluran Beasiswa Kutim Tuntas